Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Terungkap! Banyak Masalah PPDB 2024 di Tingkat SMA

Widya Michella , Jurnalis-Jum'at, 05 Juli 2024 |14:02 WIB
Terungkap! Banyak Masalah PPDB 2024 di Tingkat SMA
Temuan PPDB 2024 Banyak di Tingkat SMA (Foto: MPI)
A
A
A

JAKARTA - Anggota Ombudsman RI Indraza Marzuki Rais mengungkapkan sejumlah temuan dalam penyelenggaraan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2024/2025. Temuan itu banyak terjadi di tingkat SMA.

"Mulai SMP dan SMA mulai ada masalah dengan PPDB, tapi paling banyak biasanya di SMA," ujar Indraza di Kantor Ombudsman RI, Jakarta, Jumat (5/7/2024).

Adapun temuannya adalah jalur prestasi saat ini tidak terukur dan tidak adanya transparansi.

"Malah yang lebih lucu jalur prestasi, yang kadang-kadang yang tidak terukur kenapa enggak ada transparansi, masalah penilaian. Orang masuk upload dokumen selesai, itu yang tahu panitia dan itu tidak diumumkan skor-skornya," ujarnya.

Dia mengatakan bahwa jalur prestasi sebenarnya diputuskan oleh sekolah masing-masing yakni panitia dan dewan guru. "Yang terjadi semua diambil alih oleh dinas. lalu dinas yang menentukan jadi ada campur tangan di situ," katanya.

Oleh karena itu, Ombudsman mengusulkan agar pasca PPDB seluruh dinas melakukan pemetaan sebaran calon peserta didik, baik lokasi, minat, tingkat ekonomi, kondisi fisik. "Itu yang akan nanti bisa dilakukan pemerataan untuk tahun depan baik sarana prasarana dan kuota-kota dari masing-masing jalur," ucapnya.

Menurutnya dengan memetakan calon peserta didik sehingga pemerintah bisa membagi zona sambil memetakan minat calon siswa.

"Kan enggak hanya mengukur jarak. Yang terjadi temuan di berbagai kota KK numpang di ruko ternyata kantor malah ada yang mengerikan nitip di penjaga sekolah yg tinggal nya di sekolah titiknya 0 meter," ucapnya.

Dia mendorong persiapan PPDB mulai tahun depan sudah dilakukan pemetaan yang panjang dan mapping pendataan yang kuat sehingga akan meminimalisir gap-gap kesenjangan yang ada. Selain itu juga peningkatan koordinasi antara kabupaten/kota yang berada di perbatasan.

"Jumlah SMA, SMK dan MAN kalau sejumlah cukup tapi ternyata minatnya lebih banyak di SMA sehingga rusuhlah ribut padahal kalau dia bisa memetakan mereka bisa memitigasi kurangnya jumlah sekolah atau disalurkan ke sekolah lain merangkul sekolah swasta," katanya.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement