Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Panduan Kurikulum Sastra Ditarik Usai Tuai Dikritik, Ini Penjelasan Kemendikbudristek

Farida Syifa Anandita , Jurnalis-Sabtu, 01 Juni 2024 |15:47 WIB
Panduan Kurikulum Sastra Ditarik Usai Tuai Dikritik, Ini Penjelasan Kemendikbudristek
Panduan kurikulum sastra ditarik usai tuai kritik (Foto: Okezone)
A
A
A

 

JAKARTA - Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) resmi memasukkan sastra dalam kurikulum. Namun buku panduan yang beredar langsung ditarik karena tuai kritikan.

Kurikulum sastra ditambahkan sebagai kurikulum pelengkap yang sifatnya tidak wajib. Dengan adanya kurikulum sastra ini, pemerintah berharap meningkatnya minat literasi pelajar.

Buku panduan diterbitkan Kemendikbudristek menuai kecaman masyarakat karena adanya rekomendasi buku yang mengandung konten yang tidak sesuai dengan pelajar.

Kemendikbudristek menjelaskan alasan mengenai isu konten sensitif dalam rekomendasi buku panduan adalah untuk meningkatkan kesadaran pelajar terkait isu tersebut.

“Kemudian ada juga yang kurang pas dalam cara buku panduan itu menulis review, memberi komentar, memberi disclaimer pada buku-buku atau karya sastra yang cukup sulit,” ujar Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), Anindito Aditomo, S. Pi., M. Phil., Ph. D, ditulis Sabtu (1/6/24).

“Jadi tone-nya mungkin terlalu negatif dan tadi tanpa konteks gitu ya, hanya memotong bagian-bagian tone-nya itu yang sensitif sehingga seolah-olah buku itu mempromosikan bully, mempromosikan kekerasan seksual padahal sebaliknya. Seringkali tema-tema sensitif itu dibahas justru untuk mengkritik untuk mencegah, untuk membicarakan bahwa ini adalah masalah untuk masyarakat kita,” lanjutnya.

“Jadi reaksi yang awareness bukan sebaliknya gitu ya, memang kalau hanya lihat potongan-potongan itu seolah-olah buruk,” sambungnya.

Kemendikbudristek juga jelaskan jika literasi dengan konten sensitif ini diperuntukkan sesuai jenjangnya seperti pelajar SMA. Tidak mungkin diberikan kepada pelajar SD yang belum mengerti.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement