Mengutip dari berbagai sumber, Najib menjelaskan bahwa secara umum demokrasi di berbagai belahan dunia sedang tidak baik-baik saja. Bahkan, tambah Najib, Amerika Serikat sebagai negara yang diagungkan paling demokratispun saat ini mengalami penurunan demokrasi yang sangat tajam. Kita bisa melihat bagaimana mahasiswa dan civitas akademika di Amerika dipukuli dan ditangkapi polisi saat berdemonstrasi di kampusnya. Tentu, praktik yang represif terhadap aspirasi seperti ini bertentangan dengan prinsip negara demokrasi.
Berdasarkan Indeks Demokrasi yang dikeluarkan The International Institute for Democracy and Electoral Assistance (International IDEA), demokrasi Indonesia lebih baik dari rerata dunia. Bahkan, jelas Najib, dari sisi partisipasi dan representasi, demokrasi Indonesia jauh melampaui negara demokrasi lainnya. Najib juga menyampaikan berdasarkan Report of Global Satisfaction with Democracy 2020 yang dikeluarkan Centre for the Future of Democracy, tingkat kepuasan terhadap praktik demokrasi di Indonesia termasuk yang tertinggi, mencapai 60 persen lebih. Hal ini lebih tinggi dari Australia yang hanya berkisar di 50 persen.
Meski begitu, Najib juga menyampaikan jika demokrasi di Indonesia belum sempurna. Masih terdapat sejumlah tantangan yang perlu diselesaikan. Beberapa tantangan demokrasi di Indonesia antara lain adalah korupsi yang masih tinggi, berkembangnya hoaks dan disinformasi, masyarakat yang permisif terhadap politik uang, imej positif partai politik yang menurun, serta kurang bekerjanya fungsi check and balances.
Menurut Professor Adrian Vickers dari Faculty of Arts and Social Sciences, University of Sydney, melalui kuliah tamu ini mahasiswa mendapatkan gambaran mengenai demokrasi di Indonesia. Meski yang hadir tidak semuanya mahasiswa ilmu politik, namun menurutnya mereka semua memiliki rasa ingin tahu yang tinggi tentang Indonesia, sehingga kuliah ini menjadi tambahan pengetahuan yang sangat bermanfaat. Sementara Chair of Indonesian Studies Department, Associate Professor Dwi Noverini Djenar, mengatakan kuliah yang diberikan sangat objektif, berbasis data dan seimbang, sehingga mahasiswa bisa memahami dengan baik kondisi objektif demokrasi di Indonesia.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)