Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kurangi Bahaya Tembakau dengan Produk Alternatif? Ini Hasil Kajian Ilmiah dari Inggris

Saskia Adelina Ananda , Jurnalis-Senin, 15 April 2024 |14:44 WIB
Kurangi Bahaya Tembakau dengan Produk Alternatif? Ini Hasil Kajian Ilmiah dari Inggris
Kurangi Bahaya Tembakau dengan Produk Alternatif (Foto: Freepik)
A
A
A

JAKARTA - Pengurangan bahaya tembakau merupakan strategi alternatif bagi perokok dewasa yang selama ini kesulitan untuk beralih dari kebiasaan merokok.

Perokok dewasa dapat memanfaatkan produk tembakau alternatif, seperti rokok elektronik (vape), produk tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin, yang telah terbukti secara kajian ilmiah meminimalkan risiko kesehatan.

 BACA JUGA:

Menurut Public Health England (PHE), yang kini dikenal sebagai UK Health Security Agency, telah mempublikasikan hasil kajian berjudul Evidence Review of E-Cigarettes and Heated Tobacco Products.

Hasilnya, rokok elektronik dan produk tembakau yang dipanaskan mampu mengurangi paparan risiko hingga 90-95 persen lebih rendah daripada rokok.

Dengan fakta itu, PHE mengatakan produk tembakau alternatif dapat membantu lebih banyak perokok beralih dari kebiasaannya. Demikian dari hasil kajiannya seperti dikutip, Jakarta, Senin (15/4/2024).

Dalam kesempatan terpisah, profesor ilmu perilaku dan sosial serta kedokteran dari Universitas Brown di Amerika Serikat, Jasjit S Ahluwalia mengatakan pendekatan pengurangan bahaya tembakau bertujuan untuk meminimalkan risiko kesehatan dari merokok.

Produk seperti vape, produk tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin telah terbukti secara ilmiah dapat mengurangi risiko kesehatan.

“Maka itu, produk tembakau alternatif harus tersedia secara luas bagi perokok dewasa yang ingin beralih dari kebiasaannya,” ucapnya.

Sementera itu, berhenti merokok secara langsung tidak mudah dilakukan bagi perokok dewasa. Sebab, dalam prosesnya, perokok dewasa akan mengalami gejala putus nikotin. Kondisi itu berpotensi untuk memicu perokok dewasa kembali merokok.

“Sebagai tenaga kesehatan, tidak mudah menyarankan kepada pasien untuk berhenti merokok karena sudah menjadi kebiasaan yang sulit dipisahkan. Modifikasi perilaku seperti mengunyah permen karet saat ini cenderung gagal,” tambah Dokter Jeffrey Ariesta Putra dari Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement