Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kisah Melly Puspita, Anak Penjual Bubur Penerima KIP Kuliah Lulus Cumlaude dari ITB

Saskia Adelina Ananda , Jurnalis-Jum'at, 15 Maret 2024 |14:16 WIB
Kisah Melly Puspita, Anak Penjual Bubur Penerima KIP Kuliah Lulus Cumlaude dari ITB
Anak Tukang Bubur Ayam Penerima KIP Lulus Cumlaude (Foto: Puslapdik)
A
A
A

Melly Satu-satunya yang Kuliah

 

Melly satu-satunya di keluarganya yang kuliah. Ayahnya Melly, Tan Si Eng tidak tamat sekolah dasar dan pernah berprofesi sebagai penjual bubur ayam di lingkungan rumahnya di sekitar Jalan Pagarsih, Kota Bandung.

Namun, kondisi lock down akibat bencana Covid-19 tahun 2019-2021 membuat jualan bubur ayamnya terhenti. Covid-19 usai, ayahnya Melly tak melanjutkan jualan bubur ayamnya, namun kerja serabutan sebagai tukang cat rumah. Sementara ibunya Melly, Oey Erni yang hanya lulusan sekolah dasar dan sudah meninggal.

Melly sendiri anak bungsu dari dua bersaudara. Kakaknya hanya tamatan SMA dan menurut Melly, kakaknya tidak tertarik untuk kuliah karena tidak suka belajar dan juga belum memperoleh pekerjaan.

Untuk kehidupan sehari-hari, Melly dan kakaknya membuat usaha catering kecil-kecilan. Sedangkan untuk menutupi kebutuhan sendiri, Melly menjadi guru les murid SD-SMA.

Lingkungan tempat tinggal Melly sendiri, walaupun berada di tengah Kota Bandung, merupakan masyarakat yang kurang menyadari pentingnya pendidikan. Mayoritas penduduk jalan Pagarsih merupakan pedagang informal dan pelaku usaha kecil. Sangat jarang ditemukan anak muda yang melanjutkan pendidikan hingga kuliah.

“Memang ada yang melanjutkan hingga jenjang perguruan tinggi, namun persentasenya sangat kecil. Mayoritas menikah setelah lulus SMP ataupun SMA," ujar Melly.

Beruntung, sejak sekolah dasar, Melly punya ketertarikan yang tinggi untuk sekolah dan karenanya sering memperoleh prestasi, baik akademik maupun non akademik. Selama di SD dan SMP, Melly selalu menduduki peringkat 3 besar di sekolahnya serta sering mengikuti lomba bercerita bahasa Mandarin dan bahasa Inggris.

Memasuki masa SMA di SMAK BPK Penabur Bandung, Melly sempat mengikuti olimpiade sains matematika dan kimia tingkat kota Bandung.

“Saat kelas 3 SMA pernah memperoleh juara 3 lomba bahasa Mandarin di Universitas Maranatha dan lolos ke babak semifinal olimpiade kimia UNY, “kata Melly.

Melly juga bersyukur, kedua orangtuanya, walaupun berpendidikan rendah, sangat menyadari bahwa pendidikan sangat penting dan merupakan kunci utama keberhasilan.

“Sebenarnya mereka sangat ingin kedua anaknya bisa memperoleh gelar sarjana, namun kenyataan berkata lain, hanya saya yang mau dan bisa lulus kuliah, kakak saya mungkin memilih jalan hidup lain, “ ujarnya.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement