JAKARTA - Kasus perundungan atau bullying semakin meresahkan. Sebanyak 136 pelajar terpilih dalam Forum Pelajar Indonesia (FOR) 12 bertekad untuk mencegah bullying di sekolah.
Salah satu tema yang diangkat yakni equality and inclusive berkaitan dengan maraknya kasus perundungan yang terjadi di kalangan pelajar. Perundungan sering kali terjadi ketika seseorang dianggap berbeda atau dianggap tidak setara oleh kelompok tertentu.
BACA JUGA:
Berdasarkan data dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pada Februari 2023 tercatat kenaikan angka kasus perundungan sebanyak 1.138 dari kasus kekerasan fisik hingga psikis. Untuk itu, FOR 12 berkolaborasi dengan Komunitas Guru Satkaara Berbagi (KGSB) dan Rumah Guru BK (RGBK) mengkampanyekan gerakan #AyoBalasBaik, Stop Bullying untuk menghentikan dan mencegah perundungan di lingkungan sekolah.
Gerakan #AyoBalasBaik, Stop Bullying diperkenalkan melalui berbagai Active Learning yang melibatkan peran aktif peserta untuk memahami lebih jauh akan kategori dan dampak dari perundungan. Active Learning tersebut dipandu oleh Founder RGBK dan Widyaiswara Kemendikbud Ristek RI, Ana Susanti Susanti, anggota KGSB dan Guru BK SMPN 94 Jakarta, Ninik Febriani, serta anggota KGSB dan Guru BK SMAN 76 Jakarta, Aulia Jaya. Di akhir kegiatan semua peserta membuat afirmasi langkah yang akan mereka lakukan terkait memutus mata rantai perundungan di lingkungan sekolahnya.
"Para peserta FOR 12 dapat menjadi agen perubahan di sekolah dan di daerahnya masing-masing serta berperan aktif untuk memutus mata rantai perundungan melalui gerakan #AyoBalasBaik, Stop Bullying," kata Koordinator Program KGSB, Riki M. Iskandar, Sabtu (23/12/2023).
BACA JUGA:
Audiensi Peserta FOR 12 dengan Komisi II DPR RI
Peserta FOR 12 juga berkesempatan melakukan kunjungan dan audiensi ke berbagai tempat, antara lain Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Koordinasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Kementerian Pemuda dan Olahraga, DPR RI, dan lain sebagainya.
Mereka bertemu anggota Komisi II DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Hugua. Hugua menyatakan Gen Z adalah investasi SDM dalam menyongsong Indonesia Emas 2045, yang sejak dini harus banyak mengasah pengetahuan wawasan dan juga moral.
"Gen Z tumbuh besar di dua era yaitu 4.0 dan saat ini menuju 5.0, hal ini berdampak pada lemahnya karakter mereka. Untuk itu penting memperkuat landasan etika dan moral dalam bertindak, agar Gen Z menjadi generasi berkarakter dan berintegritas serta pemimpin yang baik di masa depan," ujar Hugua.
BACA JUGA:
Program ISYF juga menyasar kepada mahasiswa melalui kegiatan International Youth Forum 2008, Indonesia Youth Forum 2012-2015, International Youth Camp 2009. Kemudian ASEAN University Student Forum 2009, Asia Africa Youth Forum 2010, ASEAN Japan Youth Forum 2015, dan Leadership Works 2015. Indonesia Student Youth Forum (ISYF) yang bergerak dalam bidang pemberdayaan dan pengembangan pemuda dan pelajar menginisiasi Forum Pelajar Indonesia (FOR) yang ke-12 dengan tema “Sinergi Pelajar Berkarakter, Wujudkan Indonesia Maju” sebagai upaya untuk mewujudkan Generasi Emas Indonesia 2045.
(Marieska Harya Virdhani)