JAKARTA - Semua negara berlomba menjadi yang terbaik dalam bidang pendidikan. Namun dalam penetapan ranking universitas terbaik di dunia, ada sejumlah kategori yang menjadi penilaian. Terbaru, ada kategori tambahan yakni Tatakelola Kampus yang Baik (Good Governance).
Kategori ini menjadi yang terbaru dalam penilaian QS World University Rankings for Sustainability edisi terbaru, dengan universitas-universitas Eropa menempati setengah dari 20 posisi teratas. Namun, Amerika Utaralah yang memimpin dengan University of Toronto di Kanada yang menggantikan University of California, Berkeley di Amerika Serikat yang berada di puncak tabel liga universitas QS untuk keberlanjutan ‘Sosial’ dan ‘Lingkungan’.
BACA JUGA:
University of Manchester di Inggris adalah universitas terkemuka di Eropa yang terwakili dalam peringkat tersebut, naik dari posisi keempat ke ketiga, sebagian berkat kinerja yang kuat dalam kategori Tata Kelola yang baru. QS Quacquarelli Symonds memperkenalkan peringkat keberlanjutan universitas mereka dalam sebuah proyek percontohan tahun lalu, dengan indeks berdasarkan dampak lingkungan dan sosial. Setiap kategori bernilai 50% dari poin tertimbang dalam uji coba ini, seperti yang dilaporkan University World News.
Edisi kedua yang dirilis pada tanggal 5 Desember 2023 memperkenalkan kategori baru untuk ‘Tata Kelola Pemerintahan yang Baik’, yang mencakup 10% dari skor, dengan kategori ‘Dampak Sosial’ (45%) dan ‘Dampak Lingkungan’ (45%) yang sudah ada. Berkat kategori itu, Universitas Lund di Swedia menjadi universitas pertama di Uni Eropa yang masuk dalam 10 QS untuk universitas yang mengusung keberlanjutan.
QS menggandakan jumlah universitas yang diperingkat pada edisi kedua pemeringkatan keberlanjutan mereka, dengan 1.397 institusi di 95 negara dan wilayah terdaftar. Metodologi dan bobot yang berbeda untuk berbagai indikator dapat ditemukan di sini.
BACA JUGA:
QS menekankan perlunya kehati-hatian ketika membandingkan hasil terbaru dengan uji coba tahun lalu, namun universitas-universitas yang memiliki peringkat baik dengan cepat merayakan peningkatan skor keberlanjutan.
QS juga membandingkan peringkat keberlanjutan mereka dengan peringkat lainnya dengan menunjukkan bahwa hanya 24% data yang digunakan untuk menyusun tabel liga disediakan langsung oleh lembaga yang berpartisipasi. Amerika Serikat memiliki jumlah institusi dengan peringkat terbanyak, dengan 209 universitas dalam daftar ini, namun hanya satu yang masuk dalam 10 besar dalam hal keberlanjutan, sedangkan Inggris adalah negara dengan peringkat terbanyak kedua, dengan 93 universitas, termasuk dua universitas yang masuk dalam sepuluh besar.
Tiongkok adalah lokasi berikutnya yang paling terwakili, dengan peringkat 90 universitas. Namun, tidak ada satu pun yang mendapatkan posisi dalam peringkat 100 teratas. Universitas Fudan menduduki peringkat tertinggi, berada di peringkat 142.
Kategori ‘Tata Kelola’ yang baru. Manajer Pemeringkatan QS Dr Andrew MacFarlane mengatakan bahwa kategori ‘Tata Kelola’ yang baru diperkenalkan setelah peninjauan proyek percontohan tahun lalu dan dengan sengaja memberikan penghargaan kepada universitas-universitas yang bekerja secara strategis menuju Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB.
“Sangat penting bagi universitas untuk memiliki tata kelola yang kuat untuk mencapai kemajuan dalam SDGs PBB. Mereka harus memiliki orang-orang yang tepat, struktur yang tepat, dan tingkat keterwakilan yang tepat,” katanya dalam sebuah blog untuk Institut Kebijakan Pendidikan Tinggi (HEPI) Inggris seperti dilansir dari University World News, Rabu (20/12/2023).