JAKARTA - Nyamuk Aedes Aegypti merupakan pencetus kasus DBD. Pemerintah kini tengah menggencarkan penggunaan nyamuk Wolbachia sebagai inovasi untuk pencegahan DBD. Apalagi, setiap kali musim hujan, kasus DBD biasanya meningkat.
Dikutip dari akun YouTube Medicine UI, pada Jumat, (1/12/2023), Wolbachia terbukti mampu melumpuhkan virus Dengue dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti. Virus dengue ini diyakini tidak akan menular ke dalam tubuh manusia.
Peneliti Warsito Tantowijoyo dari Universitas Gadjah Mada (UGM) mengatakan tren kasus DBD saat ini semakin meningkat. Peneliti mengembangkan segala cara untuk menekan kasus tersebut.
"Dari kampus UI dan UGM juga telah berkontribusi cara menghambat penyakit DBD ini agar tidak semakin meningkat," kata Warsito.
Fase Musim Hujan
Warsito juga menambahkan, Pemerintah mempunyai target. Ditargetkan tahun 2040, Indonesia bisa terebas dari penyakit DBD. Penyakit DBD ini faktor pertamanya Aedes aegypti yang memiliki faktor populasi yang cukup rendah.
BACA JUGA:
"Nyamuk ber-wolbachia ini sangat berbeda,” katanya.
Warsito melakukan penelitian secara langsung sejak tahun 2015 hingga 2020, untuk melihat populasi dan sektor melihat dari musim cuaca tersebut. Dan setiap kali musim hujan, nyamuk Aedes Aegypti ini memang meningkat.
BACA JUGA:
"Aedes aegypti ini akan sedikit melimpah atau naik pada awal musim hujan, ini adalah masa fase karena terjadinya fase yang luar biasa," tuturnya.
Laman Kemenkes menyebutkan, Demam berdarah dengue (DBD) merupakan sebuah penyakit yang diakibatkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan sangat identik dengan musim hujan, hal ini dikarenakan musim hujan akan membuat genangan-genangan air yang menyebabkan nyamuk berkembang biak dengan sangat baik. Pada musim hujan populasi Aedes aegypti akan meningkat karena telur yang belum menetas akan menetas ketika habitat perkembangbiakannya mulai tergenang air hujan. Alhasil, ini bisa meningkatkan populasi nyamuk sehingga dapat menyebabkan peningkatan penularan penyakit demam berdarah dengue.
(Marieska Harya Virdhani)