JAKARTA - Indonesia menghadiri Sidang Umum UNESCO ke-42 di Kantor Pusat UNESCO, Paris, Prancis. Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) memaparkan berbagai program pendidikan yang serta seruan ajakan perdamaian.
Dia menyampaikan ajakannya untuk seluruh negara anggota UNESCO mengedepankan perdamaian dengan fokus pada peningkatan kolaborasi dan pencapaian pada pilar utama UNESCO yakni pendidikan, kebudayaan, ilmu pengetahuan, serta komunikasi Informasi. Menurutnya Indonesia terus membangun kerja sama dengan UNESCO untuk mencapai tujuan bersama dalam menciptakan masa depan yang berkelanjutan melalui pendidikan, budaya, ilmu pengetahuan, dan komunikasi serta informasi.
BACA JUGA:
Pihaknya juga mengusung tentang program Merdeka Belajar dan Kurikulum Merdeka. Menurutnya, dalam komitmennya terhadap reformasi pendidikan global, Indonesia telah aktif terlibat dalam Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (Education for Sustainable Development - ESD) melalui implementasi kebijakan Merdeka Belajar.
"Kebijakan ini, dirancang untuk meningkatkan kualitas pendidikan, menekankan inklusivitas, dan berupaya menyediakan pendidikan berkualitas tinggi untuk semua tanpa terkecuali," katanya dalam keterangan resmi kepada Okezone, Senin (13/10/2023).
Kurikulum Merdeka Lebih Fleksibel
Menurutnya Kurikulum Merdeka yang baru diperkenalkan memungkinkan penyesuaian kecepatan pembelajaran yang fleksibel, mencegah siswa tertinggal dan mengintegrasikan tema terkait Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals - SDGs) seperti perubahan iklim dan keberagaman ke dalam kerangka pendidikan. Indonesia juga saat ini tengah merancang Inisiatif Nasional yang akan diajukan pada pertemuan ESD-Net 2030 Global Meeting di Tokyo, Jepang pada bulan Desember mendatang.
Di perguruan tinggi, Indonesia mendorong kolaborasi lintas sektor dengan memberikan lebih dari 760.000 mahasiswa sarjana peluang untuk magang, proyek, dan pertukaran, baik di dalam negeri maupun internasional. Upaya ini telah menghasilkan periode mencari pekerjaan yang lebih singkat dan gaji awal yang lebih tinggi bagi mahasiswa yang berpartisipasi.
Mengakui posisinya sebagai sistem pendidikan terbesar keempat di dunia, Indonesia memahami kebutuhan memanfaatkan teknologi untuk transformasi pendidikan. “Indonesia telah mengembangkan berbagai platform digital yang disesuaikan dengan kebutuhan khusus sekolah, guru, dan siswa, memastikan pendekatan pendidikan yang komprehensif dan termodernisasi,” kata Suharti. Inisiatif-inisiatif ini secara bersama-sama mencerminkan komitmen Indonesia yang teguh untuk memajukan sistem pendidikannya secara global.
BACA JUGA:
Dalam usahanya memajukan kemajuan budaya, Indonesia, yang memiliki 10 Situs Warisan Dunia dan lebih dari 11.000 warisan budaya tak benda, dengan 12 di antaranya telah diakui oleh UNESCO, mendorong pendekatan inovatif melalui Dana Abadi Kebudayaan, memperkuat komitmennya terhadap semangat persatuan dalam keberagaman.
Mengembangkan diskusi ini pada acara Mondiacult 2022, Indonesia mengakui peran sentral budaya dalam mengatasi krisis global. Rencananya, akan diadakan konferensi internasional pada bulan Agustus tahun depan untuk mengeksplorasi bagaimana sumber daya budaya kami dapat berkontribusi dalam mengelola krisis multidimensional ini. “Dukungan Anda dalam menghadiri acara ini sangat berharga” kata Suharti.
Suharti turut menambahkan, sebagai negara megabiodiversitas, Indonesia dengan tanggung jawab menjaga kelestarian kekayaan alamnya melalui berbagai program UNESCO, akan terus berkomitmen untuk inovasi dan penelitian yang inklusif guna pemanfaatan sumber daya berkelanjutan di berbagai sektor, mendukung konservasi biodiversitas, dan inisiatif ekonomi hijau dan biru.
Indonesia akan menjadi tuan rumah World Water Forum di Bali pada tahun 2024, menekankan kolaborasi global dalam menghadapi tantangan kritis terkait air. Dukungan dan partisipasi negara anggota dalam acara ini menjadi kunci untuk memastikan keberhasilannya.
Dalam ranah komunikasi dan informasi, Indonesia mendukung dengan tegas inisiatif Memory of the World, yang bertujuan untuk melestarikan warisan dokumenter, yang saat ini telah dicatatkan menjadi 11 warisan. Selain itu, komitmen Indonesia terhadap aksesibilitas terbukti melalui Arsip Nasional Indonesia, yang berhasil mengimplementasikan layanan daring pemberian informasi tentang koleksi arsip yang terdaftar dalam program Memory of the World.
Indonesia juga mengakui seriusnya tantangan seperti disinformasi, ancaman siber, dan pelecehan daring. Indonesia tetap teguh dalam komitmennya untuk memfasilitasi aliran data bebas yang bermartabat, termasuk inisiatif lintas batas.
Pada kesempatan yang baik itu, Indonesia mengumumkan pencalonan diri untuk menjadi anggota Dewan Eksekutif UNESCO dan Dewan Pemerintah Program Internasional untuk Pengembangan dan Komunikasi (The International Programme for the Development of Communication - IPDC) periode 2023-2027.
“Kami berharap dukungan dari negara anggota yang sangat berharga untuk memastikan kontribusi positif Indonesia dalam mencapai tujuan nasional menjadi bagian dari masyarakat internasional, serta tujuan bersama dalam mendukung pencapaian UNESCO dan seluruh negara anggota untuk mengedepankan perdamaian,” tutur Suharti.
(Marieska Harya Virdhani)