Lokakarnya ini juga merupakan bagian dari kegiatan pengabdian masyarakat FPBS UPI. Menurut Dekan FPBS-UPI, Prof. Dr. Tri Indri Hardini, pengabdian kepada masyarakat (PkM) di luar negeri sudah menjadi komitmen UPI, khususnya dalam membantu internasionalisasi Bahasa dan Budaya Indonesia. Australia, menurutnya sangat dekat, dan UPI siap membantu penguatan promosi bahasa dan budaya Indonesia di Australia.
Sementara dalam materinya, Prof Yulianeta menyampaikan bahwa dalam pembelajaran BIPA, penting untuk memperhatikan karakteristik pembelajar asing, seperti ketidaktahuan mereka tentang budaya dan tata bahasa Indonesia, sehingga dapat menghindari kesalahan dalam berbahasa. Lokakarya Local Wisdom-Based Instruction in Indonesian for Foreign Learners diselenggarakan dengan tujuan untuk meningkatkan wawasan kebahasaan dan kebudayaan Indonesia serta penguatan keterampilan mengajar bagi para pengajar BIPA di Australia.
Para guru mengaku senang bisa memperoleh pengayaan metode pembelajaran BIPA yang langsung dapat dipraktikkan di sekolah. Salah seorang guru dari Burgmann Anglican School, Naomi, mengaku senang bisa mengikuti kegiatan ini karena memperoleh hal baru dan menarik untuk diterapkan dalam pembelajaran di sekolah. Sementara Richard, guru Trinity Christian School mengaku tertarik dengan metode pembelajaran BIPA dengan pendekatan kearifan lokal. Hal senada juga dikatakan oleh Steven, guru di Gold Greek School. Steven mengaku merasakan manfaat yang besar dari lokakarya yang berlangsung selama dua hari ini.
Dalam rangkaian kegiatan lokakarya tersebut, juga dipentaskan tari tradisional dari Riau “Mak Inang Pulaiu Kampai”. Tarian daerah yang ditampilkan oleh mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Marsyanda Sandy ini berhasil memukau para peserta dengan keindahan gerak dan musik tradisionalnya. Pertunjukan busana adat dari Suku Dayak Kenyah, Kalimantan Timur, yang ditampilkan oleh mahasiswa UNJ, Tsamratul Aisyah, juga menjadi sorotan utama, memperlihatkan kearifan lokal serta kekayaan warisan budaya Indonesia.
Tidak hanya itu, lagu daerah "Apuse" dari Papua dan "Kicir-Kicir" dari Jakarta yang dinyanyikan oleh mahasiswa UNJ, Gloria Angelin Damamain, turut menghiasi kegiatan pelatihan BIPA berbasis kearifan lokal dengan semangat. Para peserta dari berbagai daerah di Australia menyambut penampilan ini dengan antusiasme, bahkan ikut serta bernyanyi dan menari bersama
(Feby Novalius)