JAKARTA - Universitas Pamulang memberikan edukasi kepada para pelajar tentang dasar ilmu jurnalistik. Dalam program pengabdian masyarakat, dosen-dosen dari program studi Ilmu Komunikasi melatih para siswa dan siswi SMAK Putra Pertiwi, di Tangerang, ilmu jurnalistik dan peran teknologi digital dalam ilmu komunikasi.
“Kami, dari Perguruan Tinggi memang selalu menjalin kerjasama dalam bidang pendidikan dengan sekolah-sekolah. Karena selain dapat memberikan pelatihan berstandar profesional, kerjasama ini dapat menjembatani Perguruan Tingi dengan masyarakat”, kata Katry Anggraini, Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Pamulang dalam keterangan resmi kepada Okezone, Kamis (26/10/2023).
Menurut mereka, anak-anak muda kita, dari generasi Z yang lahir di akhir 1990-an dan di awal tahun 2000-an kini tengah gandrung ingin menjadi YouTuber atau citizen journalist atau biasa disebut jurnalis warga. Selain mereka dapat kreatif membuat konten, juga menjadi YouTuber atau jurnalis warga dapat menjadi sumber penghasilan yang lumayan buat anak muda.
Sudah menjadi fakta bahwa para jurnalis warga atau citizen journalist telah berhasil mengisi gap dari ketidak-hadiran jurnalis media arus utama di momen-momen peristiwa yang besar namun begitu cepat terjadi. Contohnya dalam liputan peristiwa gempa, gunung erupsi, jembatan runtuh atau peristiwa bom. Ketika itu terjadi, wartawan media biasanya belum hadir, namun beberapa warga sudah berhasil merekam momen kejadian.
BACA JUGA:
Warga memang bukan profesional, tetapi hasil rekaman mereka atas sebuah peristiwa penting telah memperkaya khasanah industri jurnalistik dan tentunya dapat membantu redaksi yang tidak memperoleh gambar peristiwa tersebut, bisa mendapatkannya. Gambar yang merekam momen yang tidak dapat diulang menjadi gambar mahal. Kalau gambarnya memenuhi standar yang baik, dapat dibeli dan ditayangkan di media arus utama.
BACA JUGA:
Di Amerika Serikat awal mulanya citizen journalist atau jurnalis warga muncul saat pemilu presiden tahun 1988, di saat warga kehilangan kepercayaan pada media arus utama yang kerap hanya menayangkan para elit politik, namun tidak memberi ruang untuk warga dapat mengekspresikan diri, sekaligus menjadi pengimbang dan kontrol terhadap liputan media yang partisan. Sejalan dengan perkembangan teknologi internet, maka di Indonesia pun banyak bermunculan jurnalis warga ketika merekam peristiwa gempa, erupsi Gunung Merapi, atau peristiwa longsor.
(Marieska Harya Virdhani)