Skor PISA Indonesia saat ini (2018) adalah 371 untuk membaca, 379 untuk matematika, dan 396 untuk sains. Skor Ini menempatkan Indonesia di rangking 75 dari 79 negara partisipan.
Sementara sasaran/target skor PISA Indonesia yang ditetapkan dalam RPJPN 2025-2045 adalah 485 (membaca), 490 (matematika) dan 487 (sains). Sasaran/target ini juga dinilai tidak logis karena sudah dicapai dan dilampaui oleh negara-negara di Asean, yakni Singapura, Malaysia dan Tailand di tahun 2021.
Sementara negaranegara-negara di belahan dunia yang lain, seperti China, Inggris, Amerika Serikat, Jerman, Kanada, Jepang, Korea Selatan dan lainnya, juga sudah mencapai dan melampaui sasaran/target PISA itu di tahun 2021.
Dengan kata lain, sasaran/target PISA yang ingin dicapai Indonesia di tahun 2045 sudah dicapai dan dilampuai oleh banyak negara di tahun 2021.
“Sehingga, bisa dipastikan sasaran/target yang ditetapkan tidak bisa mendukung pencapaian misi untuk menciptakan SDM Indonesia yang unggul dan bersaing dengan negara-negara lain dalam RPJPN 2025-2045. Bahkan, untuk menjadi setara dengan nilai PISA negara-negara lain saja tidak dimungkinkan” katanya.
Nyimas juga menilai sasaran/target yang ditetapkan untuk indikator Angka Partisipasi Kasar Perguruan Tinggi (APK PT) kurang tepat dan tidak logis. APK PT menunjukkan jumlah penduduk yang masih mengenyam pendidikan tinggi tanpa memandang usia.
Nilai APK Indonesia saat ini (2021) adalah 36,31, lebih lebih rendah dibandingkan beberapa negara lain di Asia Tenggara, seperti Thailand, Filipina, Malaysia dan Singapura.
Untuk meningkatkan APK ini, pemerintah menetapkan di RPJPN 2025-2045 sasaran/target APK kita adalah 60 di tahun 2045. Sasaran/target APK PT 2045 ini lebih kecil dibandingkan capaian APK PT Singapura tahun 2021.
Sementara di level global, sasaran/target APK PT Indonesia Emas 2045 ini sudah dicapai dan dilampauai negara-negara lain, seperti Finlandia, Inggris, Amerika Serikat, Swedia, Jerman, Australia, dan lainnya pada tahun 2021.
"Data ini mengindikasikan bahwa SDM kita tidak akan unggul dan berdaya saing seperti yang dicita-citakan dalam RPJPN 2025-2045, meski sasaran atau target APK PT tersebut terpenuhi," tukasnya.
(Dani Jumadil Akhir)