Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Target Pendidikan di RPJPN 2025-2045 Perlu Direvisi, Ini Alasannya

Arsitta Dwi Pramesti , Jurnalis-Kamis, 19 Oktober 2023 |12:06 WIB
Target Pendidikan di RPJPN 2025-2045 Perlu Direvisi, Ini Alasannya
Target Pendidikan Perlu Direvisi (Foto: Okezone)
A
A
A

Untuk mengukur keberhasilan pencapaian misi Transformasi Sosial, khususnya di bidang pendidikan, pemerintah menetapkan 3 indikator utama, yakni: 1) Hasil pembelajaran; 2) Angka partisipasi kasar pendidikan tinggi, dan: 3) Persentase pekerja lulusan pendidikan menengah dan tinggi yang bekerja di bidang keahlian menengah tinggi.

Sementara indikator hasil pembelajaran diturunkan menjadi 3 sub indikator, yakni Rata-rata Nilai PISA (membaca, matematika, sains), Rata-rata Lama Sekolah (RLS) penduduk berusia di atas 15 tahun, dan Harapan Lama Sekolah (HLS).

Sayangnya, menurut Hamid, sasaran/target bidang pendidikan yang ditetapkan dalam RPJPN 2025-2045 dinilai kurang tepat karena tidak singkron dan mendukung pencapaian misi atau agenda transformasi sosial yang menjadi rujukannya.

Hamid menyoroti sasaran/target Rata-rata Lama Sekolah (RLS) penduduk berusia di atas 15 tahun sebagai salah satu indikator untuk melihat kualitas pendidikan dalam indeks pembangunan manusia (HDI). Dia menilai sasaran/target RLS dalam RPJPN 2025-2045, yakni 12 tahun atau rata-rata penduduk Indonesia di tahun ini sudah tamat SMA/sederajat, tidak sinkron dengan misi yang akan dicapai, yakni Mewujudkan transformasi sosial untuk membangun manusia yang sehat, cerdas, kreatif, sejahtera, unggul dan berdaya saing.

Jika dibandingkan dengan negara-negara lain, target tersebut tersebut sudah dicapai dan dilampaui pada tahun 2021 oleh negara-negara di asia Tenggara (Singapura: 11,9), serta negara-negara lainnya seperti Jerman (14,1), Swedia (13.9), Inggris (13.4), Amerika (13,5), Hongkong (13.4), Jepang (12,4), dan negaranegara lainnya.

“Data di atas menunjukkan RLS yang mau kita capai di tahun 2045 sudah dicapai dilampaui banyak negara di tahun 2021. Artinya, meskipun sasaran/target untuk indikator RLS bisa dipenuhi, namun bisa dipastikan SDM kita tidak akan unggul dan berdaya saing dibanding negaranegara lain. Dengan kata lain misi pembangunan manusia unggul dan berdaya saing yang dicanangkan dalam RPJPN 2025-2045 tidak mungkin tercapai,” katanya.

Peneliti Asa Dewantara Nyimas Gandasari juga menyoroti sasaran/target untuk indikator Harapan Lama Sekolah (HLS). HLS menunjukkan peluang anak usia 7 tahun ke atas untuk mengenyam pendidikan formal pada waktu tertentu.

Capaian HLS Indonesia pada tahun 2021 sebesar 13,7 tahun yang menunjukkan peluang anak Indonesia mengenyam pendidikan formal sampai dengan 13,7 tahun (setara semester 2 perguruan tinggi).

HLS juga menunjukkan upaya, rencana, langkah, dan strategi dalam pembangunan sistem pendidikan di berbagai jenjang pendidikan bagi penduduk di suatu negara.

Mengacu pada dokumen RPJPN 2025-2045, sasaran/target HLS yang ingin dicapai Indonesia pada tahun 2045 adalah 14,8 tahun. Target ini dinilai kurang tepat dan tidak singkron dengan misi yang akan dicapai.

Karena, sararan/target HLS ini telah dicapai oleh Thailand, Brunei Darussalam, dan Singapura pada tahun 2021. Sementara di level global, HLS yang ingin dicapai Indonesia pada tahun 2045 juga sudah dicapai dan dilampai oleh banyak negara lain pada tahun 2021.

"Dengan data perbandingan di atas, Indonesia mungkin bisa mewujudkan sasaran/target untuk indikator Harapan Lama Sekolah, tapi tidak bisa menjadikan SDM kita unggul dan kompetitif, sebagaimana yang dicita-citakan dalam pada RPJPN 2025-2045” katanya.

Hamid juga mencermati sasaran/target indikator PISA (Program for International Students Assesstment) dalam RPJMN 2025-2045. PISA adalah penilaian secara global yang dilakukan setiap 3 tahun sekali untuk menguji kinerja akademik anak sekolah yang berusia 15 tahun keatas dalam menggunakan pengetahuan dan keterampilan membaca, matematika dan sains untuk memenuhi tantangan kehidupan nyata.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement