JAKARTA – Sebagai pemilih pemula atau calon pemilih pemula, siswa penting untuk memahami dasar politik sejak dini. Mereka harus tumbuh sebagai siswa yang kritis. Menjelang pemilu 2024, bagaimana cara guru-guru untuk mendidik siswanya di tahun penuh politik ini?
Dalam acara diskusi dan refleksi “Guru dan Pendidikan Politik” Selasa (17/10/2023) bahwa pendidikan sekarang seharusnya bisa mengajarkan para siswa untuk bisa mempelajari apa itu politik dan demokrasi di masa sekarang. Apalagi guru merupakan layer yang paling dekat dengan muridnya untuk saat ini.
“Itu menjadi keistimewaan bagi guru untuk memperkenalkan tadi demokrasi dan juga pendidikan politik. belum lagi hak istimewa yang dimiliki oleh guru adalah guru itu bebas atau mempunyai hak istimewa untuk memilah dan memilih topik yang akan dibawakan bersama murid muridnya di kelas. Tentu tidak tidak jadi keluar jalur dari kurikulum,” ujar Guru bahasa Indonesia di SPK SMAK 8 Penabur Jakarta Indah Nova Manurung.
“Misalnya saja di topik berbicara, anak bisa saya minta untuk ayo kita gali topik pemahaman kita, nanti topiknya berpidato itu tentang demokrasi, jadi itu kan kesempatan besar bagi mereka untuk baca demokrasi (dan mengetahui) Bagaimana di Indonesia dan juga di luar,” katanya.
Selain dengan menggunakan bahasa Indonesia, cara pengajaran politik ini tidak hanya melekat dengan pelajaran itu saja. Penggunaan Sejarah juga bisa mempengaruhi para murid untuk bisa belajar politik. Guru Sejarah SMAN 1 Pontianak Rio Pratama mencontohkan politik dan peristiwa proklamasi.
BACA JUGA:
“Katakanlah, misalnya elaborasi itu dilakukan dengan ketika sedang membahas tentang proklamasi ada pencurian ke Rengasdengklok, dan lain sebagainya. Yang kemudian bisa dielaborasi ke sana. Banyak sekali materi materi sejarah yang memang bisa diarahkan ke pendidikan politik dan demokrasi ada materi materi yang kemudian membahas tentang sistem pemerintahan dari massa ke masa lalu dari orde baru reformasi kemudian satu diantara muatannya adalah suara demokrasi itu juga bisa menjadi pintu masuk bagi sekolah untuk mengajarkan politik dan demokrasi,” ucapnya.
(Marieska Harya Virdhani)