Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kuwat Triyana, Penemu GeNose Pendeteksi Covid-19 Dikukuhkan sebagai Guru Besar UGM

Salsyabila Sukmaningrum , Jurnalis-Kamis, 12 Oktober 2023 |15:26 WIB
Kuwat Triyana, Penemu GeNose Pendeteksi Covid-19 Dikukuhkan sebagai Guru Besar UGM
Penemu GeNose Dikukuhkan sebagai Guru Besar UGM (Foto: UGM)
A
A
A

JAKARTA - Penemu GeNose pendeteksi Covid-19, Prof. Dr. Eng Kuwat Triyana, M.Si., dikukuhkan dalam jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Fisika FMIPA UGM.

Dekan FMIPA UGM ini dalam pidatonya memaparkan tentang inovasi dan pengembangan sensor gas berbasis kecerdasan buatan yang telah dilakukannya yakni hidung elektronik (GeNose) dan lidah elektronik (Elto).

Dia menyebutkan ada beberapa tantangan dalam pengembangan sensor gas, termasuk meningkatkan selektivitas, sensitivitas, respons dan waktu pemulihan, stabilitas jangka panjang, dan pergeseran penuaan.

"Tantangan-tantangan ini sedang diatasi melalui berbagai pendekatan, seperti penggunaan material baru, teknologi nano, dan teknik machine learning," katanya dalam pidato pidato berjudul Inovasi Sistem Sensor Berbasis Kecerdasan Artifisial dan Tantangan Hilirisasinya di Balai Senat UGM seperti dilansir laman resmi UGM, Jakarta, Kamis (12/10/2023).

Kuwat turut membagikan pengalaman dalam menghilirkan inovasi yang dihasilkannya yaitu hidung elektronik (merek terdaftar sebagai GeNose C19) melalui beberapa tahapan panjang dalam rangka pemenuhan sesuai regulasi di Indonesia. Mulai dari uji profiling, uji standar di Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Surabaya, uji diagnostik hingga produksi massal.

“Terkait hilirisasi GeNose C19, kami mendapatkan pembelajaran yang luar biasa banyak untuk ke depannya. Sebagai produk yang aplikasinya baru, penjaminan mutu GeNose C19 harus dilakukan, meliputi uji diagnostik pre-market dan post-market serta literasi dan dan peningkatan skill operator agar patuh kepada SOP yang telah ditetapkan,” katanya.

Lebih lanjut Kuwat mengatakan persoalan utama hilirisasi dan komersialisasi produk inovasi khususnya alat kesehatan (alkes) di Indonesia meliputi beberapa aspek. Salah satunya, keterbatasan modal atau pembiayaan menjadi kendala dalam pengembangan produk alkes inovatif di Indonesia. Hal ini menghambat penelitian dan pengembangan produk alkes yang lebih maju dan berteknologi tinggi.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement