JAKARTA - Di era digital, sudah hal yang wajib untuk kamu menguasai bahasa asing. Tidak hanya bahasa Inggris, tetapi harus juga menguasai bahasa asing lainnya salah satunya bahasa Jepang. Apa sih pentingnya bisa bahasa Jepang?
Dilansir dari laman The College of New Jersey, Sabtu (30/9/2023), Jepang adalah negara makmur dan memiliki perekonomian paling beragam di Asia. Dengan PDB sebesar USD 4,9 triliun pada tahun 2005, perekonomian Jepang berada di peringkat kedua setelah AS. Perusahaan-perusahaan Jepang yang terkemuka termasuk di antara perusahaan-perusahaan terbesar, paling efisien dijalankan, dan paling terkenal di dunia. Nama-nama familiar seperti Sony, Toshiba, Sanyo, Casio, Canon, Minolta, Honda, Toyota, Mitsubishi, dan masih banyak lagi telah menyusup ke pasar dunia di berbagai sektor.
Baik kamu bekerja di bidang bisnis, teknik, manufaktur, penelitian, ekonomi, atau politik, kemungkinan besar Anda akan bersaing dengan, atau bahkan bekerja, dengan perusahaan Jepang. Dan menguasai bahasa Jepang akan membawa peluang bisnis.
Konsumen Jepang menghabiskan USD100 miliar setiap tahunnya untuk membeli barang dan jasa seperti makanan, pakaian, perjalanan, dan hiburan. Rumah tangga pada umumnya memiliki tabungan lebih dari USD100.000 dan pendapatan bulanan yang dapat dibelanjakan sebesar USD3.800. Dengan banyaknya uang yang harus dibelanjakan, mungkin tidak mengherankan jika Amerika Serikat mengekspor lebih banyak barang dan jasa ke Jepang dibandingkan negara tujuan luar negeri lainnya.
Kamu mampu berkomunikasi dengan calon pelanggan dalam bahasa mereka sendiri adalah kunci untuk memenangkan bisnis mereka. Selain itu, ketika kamu belajar bahasa Jepang, tidak hanya menjadi mahir dalam bahasa tersebut tetapi juga mendapatkan pandangan mendalam tentang budayanya. Memahami etos kerja orang Jepang, etika bisnis mereka, dan mengetahui kecerobohan budaya mana yang harus dihindari sering kali dapat membuat atau menghancurkan kesepakatan bisnis yang penting.
Tak ada yang tak mungkin selagi kita terus mencoba mewujudkannya; adalah kalimat yang bisa dipetik dari lahirnya ruang belajar Bahasa Jepang, yang dinamai WaGoMu #JapaneseClass, yang bisa berdiri kokoh hingga hari ini. Melalui jalan panjang nan terjal, Founder WaGoMu #JapaneseClass, Edis Jun,
mampu memberikan ilmu yang ia peroleh untuk masyarakat Indonesia. Berawal dari melahirkan perusahaan berbasis teknologi, WaGoMu pun turut melahirkan kelas belajar Bahasa Jepang. Baginya, Bahasa Jepang merupakan ihwal yang mengubah seluruh hidup Edis.
“Mukjizat membawa saya pada kesempatan untuk mempelajari Bahasa Jepang secara gratis, di tengah latar belakang saya yang lahir dari keluarga buta huruf,” kata Edis.
Ilmu bahasa Jepang yang ia peroleh secara gratis, di sebuah Lembaga Pelatihan Kerja (LPK), ternyata membawa Edis untuk berkelana ke negeri sakura. Berkaca pada keluarga dan memahami sulitnya mendapat pendidikan, kesempatan itu tak ia sia-siakan begitu saja. Edis terus belajar untuk meningkatkan kemampuannya dalam berbahasa Jepang, menjamah seluk beluk negeri matahari terbit, dan membangun jejaring.
Sesuai dengan artinya, WaGoMu yang bermakna “Karet Gelang”, Edis bertekad untuk menghubungkan dunia dengan karet gelang. Salah satunya, menghubungkan Indonesia dengan Jepang melalui kreatifitas dan teknologi. Mei 2015, WaGoMu lahir sebagai Blogging Platform Indonesia sekaligus Internet Media penghubung Indonesia - Jepang. Fokus WaGoMu saat itu membantu perusahaan Jepang dalam membangun dan mengembangkan digital platform mereka.
Masih terinspirasi dari “Karet Gelang” dan merasa tak puas sampai di situ, Edis melalui WaGoMu kemudian mengepalai beberapa gelaran event kreatif di Jepang, seperti Asia Music Festival dan Festival Jawa Barat. Setelah berhasil menghubungkan Kota Hamamatsu dan Bandung; cara yang pun sama ia gunakan untuk menghubungkan Provinsi Jawa Barat dengan Prefektur Shizuoka.
BACA JUGA:
WaGoMu masih juga belum berhenti menciptakan karya. Melihat puzzle yang terjadi antara Indonesia dan Jepang, Edis akhirnya memutuskan untuk memberikan sumbangsih melalui bahasa. Desember 2018, WaGoMu #JapaneseClass lahir dengan memberikan ilmu Bahasa Jepang melalui kanal YouTube WaGoMu dan media sosial Instagram @jclass.id. Waktu terus berjalan, WaGoMu kian berkembang, beberapa silabus pelajaran telah berhasil dilaksanakan.
Proses panjang melalui program demi program yang WaGoMu Japanese Class cetuskan, mampu membawanya hingga titik hari ini. Titik di mana bahasa mampu menjadi salah satu solusi untuk aging population yang dialami oleh Jepang, sedangkan Indonesia kian bersiap menghadapi terpaan Bonus demografi.
"Anak muda memiliki kompetensi untuk berkompetisi di luar negeri, salah satunya Jepang. Maka harapannya kalau kita mau berkompetisi di luar negeri, kompetensinya yang dipenuhi harus bisa berbahasa asing. Kalau kita ngomonginnya Jepang, WaGoMu bisa menjadi bagian terkecilnya. Bonus demografi memang sangat berbahaya kalau kita salah langkah, tapi paling tidak anak-anak mudanya harus dibekali kemampuan bahasa asing dan harus berani didorong untuk pergi ke luar (red: luar negeri) dalam konteks entah belajar ataupun bekerja," tutur Edis.
"Let's see, kita bisa ber-impact lebih besar lagi sampai mana, yang pasti idealisme saya, saya gak mau mengerjakan sesuatu yang orang lain bisa kerjakan. Saya orang gila yang lebih senang menantang diri; kalau orang lain gak bisa; saya bisa enggak, ya? Buat orang lain nyusahin, tapi buat saya itu menantang. Saya lebih suka menjadi orang gila yang menantang diri saya untuk terus belajar, terus tumbuh," katanya.