Sistem warna pada rambu lalu lintas pertama kali diperkenalkan pada tahun 1920-an oleh Dewan Jalan Raya Amerika Serikat (American Association of State Highway Officials). Mereka mengadopsi sistem warna yang dirancang oleh seorang insinyur bernama William Black. Selain sistem warna, penggunaan simbol juga digunakan pada rambu lalu lintas dan dirancang untuk menjadi universal dan mudah dipahami oleh semua orang, tanpa memandang bahasa atau budaya mereka.
BACA JUGA:
Salah satu kontributor utama dalam penggunaan simbol-simbol pada rambu lalu lintas adalah Comité International Permanente des Congrès de la Route (CIPR), sebuah organisasi internasional yang didirikan pada tahun 1909. CIPR mengembangkan berbagai simbol untuk rambu lalu lintas yang dikenal sebagai Konvensi Jenewa, dan pertama kali diadopsi pada tahun 1949.
Pasca-Konvensi Jenewa, Vienna Convention on Road Traffic yang diinisiasi oleh diinisiasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1968 menjadi tonggak penting dalam upaya untuk mengkoordinasikan peraturan lalu lintas secara internasional. Konvensi ini mencakup berbagai aspek lalu lintas, termasuk peraturan yang berkaitan dengan rambu lalu lintas. Dengan demikian, Konvensi ini berperan kunci dalam menciptakan kerangka kerja yang lebih seragam dalam pengaturan lalu lintas di tingkat global.
Dengan demikian pertanyaan siapakah penemu rambu lalu lintas telah terjawab. Pengembangan rambu lalu lintas adalah kolaborasi yang melibatkan banyak orang dengan berbagai kontribusi dalam membentuk sistem rambu lalu lintas yang sangat penting bagi keselamatan dan ketertiban di jalan raya.
(Marieska Harya Virdhani)