JAKARTA - Siapakah penemu rambu lalu lintas? Rambu lalu lintas adalah salah satu hal yang sangat kita kenal dalam kehidupan sehari-hari. Mereka adalah tanda-tanda yang membimbing arus lalu lintas dan memberikan petunjuk kepada pengemudi tentang apa yang harus dilakukan di jalan raya.
Namun, mungkin tidak banyak dari kita yang tahu siapa sebenarnya penemu rambu lalu lintas ini. Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus melakukan perjalanan melalui sejarah yang panjang dan penuh dengan inovasi.
Asal mula ide untuk menggunakan rambu-rambu lalu lintas sebagai pengaturan resmi lalu lintas adalah hasil dari pemikiran sejumlah individu yang prihatin dengan kondisi lalu lintas yang semakin memburuk. Salah satu tokoh awal yang mencoba mengatasi masalah ini adalah seorang insinyur asal Inggris bernama John Peake Knight.
Pada suatu hari, Knight menyaksikan kemacetan yang terjadi di persimpangan jalan Bridge Street dan Great George Street di Westminster, London. Polisi lalu lintas saat itu berusaha untuk mengatur lalu lintas dengan menggunakan tangan dan tanda-tanda sederhana, tetapi ini seringkali tidak efektif, terutama ketika jumlah kendaraan semakin meningkat.
Mengamati masalah ini, John Peake Knight mulai merancang sistem yang akan membantu mengatur lalu lintas di persimpangan jalan dengan lebih efisien. Ide utamanya adalah menggunakan sinyal lampu gas yang dapat diatur untuk memberikan perintah berhenti atau lanjut kepada pengemudi. Sistem ini menggunakan semafor dengan sinyal berwarna merah dan hijau, yang dioperasikan oleh seorang polisi lalu lintas dengan menggunakan tuas.
Pada tanggal 9 Desember 1868, sistem semafor buatan John Peake Knight diuji coba untuk pertama kalinya di persimpangan jalan Bridge Street dan Great George Street di Westminster. Pengujian ini dianggap sukses, dan mulai digunakan secara lebih luas di beberapa persimpangan jalan di London pada tahun 1869.
Namun, meskipun sistem ini efektif, masih belum ada rambu-rambu lalu lintas seperti yang kita kenal sekarang. Rambu lalu lintas modern pertama kali diperkenalkan oleh seorang polisi lalu lintas asal Amerika Serikat bernama Lester F. Wire pada awal abad ke-20. Wire bekerja di Buffalo, New York, dan pada tahun 1913, dia menciptakan rambu lalu lintas pertama di dunia.
Rambu lalu lintas buatan Wire terbuat dari logam dan dilengkapi dengan berbagai simbol dan tulisan yang memberikan petunjuk kepada pengemudi. Rambu ini digunakan untuk mengatur lalu lintas di persimpangan jalan yang padat, dan mereka segera menjadi sangat populer. Keberhasilan rambu lalu lintas Wire menginspirasi penggunaan rambu lalu lintas serupa di seluruh Amerika Serikat.
Penciptaan rambu lalu lintas oleh Lester F. Wire menjadi langkah awal dalam pengembangan sistem pengaturan lalu lintas yang lebih modern. Namun, sejumlah inovasi penting lainnya juga berperan dalam membentuk rambu lalu lintas seperti yang kita kenal sekarang. Salah satunya adalah pengembangan sistem warna yang digunakan pada rambu lalu lintas.
Sistem warna pada rambu lalu lintas pertama kali diperkenalkan pada tahun 1920-an oleh Dewan Jalan Raya Amerika Serikat (American Association of State Highway Officials). Mereka mengadopsi sistem warna yang dirancang oleh seorang insinyur bernama William Black. Selain sistem warna, penggunaan simbol juga digunakan pada rambu lalu lintas dan dirancang untuk menjadi universal dan mudah dipahami oleh semua orang, tanpa memandang bahasa atau budaya mereka.
BACA JUGA:
Salah satu kontributor utama dalam penggunaan simbol-simbol pada rambu lalu lintas adalah Comité International Permanente des Congrès de la Route (CIPR), sebuah organisasi internasional yang didirikan pada tahun 1909. CIPR mengembangkan berbagai simbol untuk rambu lalu lintas yang dikenal sebagai Konvensi Jenewa, dan pertama kali diadopsi pada tahun 1949.
Pasca-Konvensi Jenewa, Vienna Convention on Road Traffic yang diinisiasi oleh diinisiasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1968 menjadi tonggak penting dalam upaya untuk mengkoordinasikan peraturan lalu lintas secara internasional. Konvensi ini mencakup berbagai aspek lalu lintas, termasuk peraturan yang berkaitan dengan rambu lalu lintas. Dengan demikian, Konvensi ini berperan kunci dalam menciptakan kerangka kerja yang lebih seragam dalam pengaturan lalu lintas di tingkat global.
Dengan demikian pertanyaan siapakah penemu rambu lalu lintas telah terjawab. Pengembangan rambu lalu lintas adalah kolaborasi yang melibatkan banyak orang dengan berbagai kontribusi dalam membentuk sistem rambu lalu lintas yang sangat penting bagi keselamatan dan ketertiban di jalan raya.
(Marieska Harya Virdhani)