Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Studi: Kotoran Hewan Bisa Jadi Obat Luka Penderita Diabetes Melitus

Richard Ariyanto , Jurnalis-Minggu, 24 September 2023 |19:05 WIB
Studi: Kotoran Hewan Bisa Jadi Obat Luka Penderita Diabetes Melitus
Kotoran hewan bisa jadi obat diabetes. (Foto: Freepik)
A
A
A

JAKARTA – Kotoran hewan seringkali menganggu kita, sering ditemui dijalan, taman, tanah kosong dan lain-lainnya. Namun bagaimana jadinya ketika kotoran itu bisa dipakai untuk jadi obat?

Diabetes melitus, terutama pada borok kaki, merupakan luka yang ada di sekitar kaki dan 15% dari orang yang penderita diabetes, menderita penyakit ini juga. 6% diantaranya diperlukan untuk dibawa kerumah sakit karena infeksi yang ditimbulkan ataupun komplikasi yang ditemukan. Apalagi, kebanyakan orang sekarang lebih sering terkena diabetes karena keturunan ataupun karena pola makan yang salah.

 BACA JUGA:

Dilansir dari ScienceTimes, Minggu (24/9/2023) kotoran hewan yang bisa dipakai adalah yang berasalh dari Babun Guinea, Jerapah, Lemur, Babi Visayan dan binturong. Kotoran hewan diteliti oleh tim riset bahwa virus dalam kotoran tersebut bisa membunuh bakteri yang ada di borok penderita diabetes melitus.

 BACA JUGA:

Virus ini ditemukan secara kebetulan di pembuangan akhir Yorkshire Wildlife Park oleh Professor Graham Stafford. Kebetulan, mereka sedang mencari terapi baru untuk resistensi antibiotik, dan diapun tidak menyangka bahwa hewan yang terancam punah ini bisa membantu penelitiannya.

Bakteriofag, virus yang ditemukan dalam kotoran hewan tersebut hadir dalam ribuan jenis berbeda dan dianggap sebagai terobosan baru dalam dunia kedokteran yang suatu hari nanti mungkin juga dapat digunakan untuk mengobati. Sekitar 450.000 dari sekitar 4,5 juta penderita diabetes di Inggris mungkin menderita borok pada kaki mereka.

 BACA JUGA:

Dr Dinesh Selvarajah, seorang dokter konsultan di Sheffield Teaching Hospitals NHS Foundation Trust, mengatakan dia memiliki sejumlah pasien dengan ulkus kaki diabetik dan mengobati kondisi tersebut secara efektif akan mengurangi risiko amputasi secara signifikan.

Walaupun para ilmuan belum menguji virus ini pada borok penderita diabetes, mereka tetap optimis bahwa penemuan virus ini merupakan kemajuan yang signifikan.

(Zuhirna Wulan Dilla)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement