 
                JAKARTA – WFH atau Work From Home menjadi sebuah opsi setelah pandemi berakhir. Opsi WFH ini membantu perekonomian dan pekerjaan berjalan walaupun hanya mengerjakan di rumah. Isu polusi membuat opsi WFH kembali bergulir untuk menekan jumlah polusi udara. Apakah itu efektif?
Dilansir dari Sciencetimes.com, Rabu (20/9/2023) bahwa WFH efektif jika dilakukan dengan benar. Salah satunya adalah bisa mengurangi efek rumah kaca ataupun karbon-karbon sebanyak 11% hingga 29% jika memilih WFH selama 2 hingga 4 hari. Di sisi lain, mereka yang menghabiskan satu hari dalam seminggu bekerja dari rumah dapat mengurangi jejak kaki mereka hanya sebesar 2%.
Fengqi You, penulis senior studi ini dan profesor teknik sistem energi dari Cornell University, menjelaskan bahwa kerja jarak jauh tidak berarti nol karbon dan manfaat kerja hibrida tidak sepenuhnya linier. Meskipun pekerjaan jarak jauh menghilangkan kebutuhan untuk bepergian setiap hari, masih ada gaya hidup dan faktor lain yang memainkan peran penting.
BACA JUGA:
Listrik di Kantor dan Kendaraan Bermotor Sumbang Jejak Karbon
Menurut penelitian tersebut, kontributor utama jejak karbon bagi pekerja hybrid dan pekerja lapangan adalah penggunaan energi di kantor dan perjalanan. Meskipun hal ini mungkin tidak mengejutkan, para peneliti dari Cornell University dan Microsoft memanfaatkan pemodelan survei dan data untuk memperhitungkan faktor-faktor yang sering diabaikan, termasuk jarak non-perjalanan, moda transportasi, penggunaan energi di perumahan, dan konfigurasi kantor.
Para peneliti mengamati bahwa perjalanan non-perjalanan menjadi lebih signifikan seiring dengan meningkatnya jumlah hari kerja jarak jauh. Mereka juga menemukan bahwa berbagi kursi bagi pekerja hybrid dapat menurunkan jejak karbon sebesar 28%.