Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Mahasiswa UI Sasar Bumil dan Remaja Atasi Anemia dan Stunting

Marieska Harya Virdhani , Jurnalis-Kamis, 31 Agustus 2023 |12:58 WIB
Mahasiswa UI Sasar Bumil dan Remaja Atasi Anemia dan Stunting
Mahasiswa FKUI melakukan pengabdian masyarakat menyasar bumil dan balita (Foto: UI)
A
A
A

 

JAKARTA - Angka anemia dan stunting di beberapa daerah di Indonesia masih cukup tinggi. Kondisi ini sering ditemukan ditemui di daerah dengan tingkat kemiskinan yang tinggi dan tingkat pendidikan yang rendah. Karena itu Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia (UI) melalui Program Doktor Ilmu Biomedik (PDIB) mengadakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat (pengmas) pada 10 Agustus 2023 di SMKN 2 Lingsar, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.

Kegiatan pengabdian masyarakat itu dilakukan dalam bentuk penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan yang diikuti oleh 100 orang peserta yang terdiri dari ibu hamil dan siswi SMKN 2 Lingsar. Tidak hanya anemia, tetapi mereka juga fokus pada penyakit kelainan darah.

 BACA JUGA:

Penyakit kelainan darah merupakan salah satu faktor penyebab rendahnya kualitas hidup seseorang. Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan bahwa pada tahun 2018 proporsi anemia ibu hamil adalah sebesar 48,9%. Ibu hamil berusia 15-24 tahun memiliki persentase tertinggi yaitu sebesar 84,6%, diikuti usia 25-34 tahun (33,7%), usia 35-44 tahun (33,6%), dan usia 45-54 tahun (24%).

Pada remaja putri, penyakit kelainan darah yang banyak ditemui adalah anemia. Ia rentan dialami oleh remaja putri, karena pengeluaran zat besi melalui menstruasi mengakibatkan kehilangan zat besi secara cepat sesuai dengan banyaknya darah yang keluar.

Anemia menjadi salah satu faktor terjadinya stunting. Sebagai contoh, anemia yang terjadi pada ibu hamil berkaitan dengan kejadian stunting, di mana jika kadar hemoglobin ibu hamil tersebut tinggi maka semakin panjang juga ukuran bayi yang nanti dilahirkan. Dalam hal ini, jika kadar hemoglobin ibu hamil tersebut rendah, maka ukuran bayi tersebut akan pendek dan kondisi ini menyebabkan stunting.

 BACA JUGA:

“Program pengabdian kepada masyarakat ini diharapkan dapat mengedukasi masyarakat terkait darah, penyakit anemia, thalasemia, transfusi darah, dan stunting terutama bagi ibu hamil dan remaja putri. Kami sangat senang program ini mendapat antusias dari warga setempat yang hadir,” ujar Ketua Program Studi dan Koordinator Kegiatan Pengmas PDIB FKUI, Prof. Dr.rer.nat. Asmarinah, M.S dalam keterangan resmi kepada Okezone, Kamis (31/8/2023).

Selain kegiatan penyuluhan, dilakukan pula pengukuran tekanan darah, pemeriksaan golongan darah dan hemoglobin, diskusi, serta layanan konsultasi dokter yang dilakukan oleh tim dosen dan mahasiswa PDIB FKUI. Pembukaan kegiatan pengmas turut dihadiri oleh Staf Ahli Bupati Lombok Barat H.L Najamuddin, S.T., M.M; Kepala Dinas Kesehatan Lombok Barat Apt. Arief Kurniawan, S.Si., MPH; dan Kepala Sekolah SMKN 2 Lingsar Drs. Maryadi, M.M.

Lombok Barat terpilih sebagai lokasi pengabdian masyarakat PDIB FKUI untuk mengentaskan penyakit kelainan darah dan stunting berdasarkan data Elektronik - Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) tahun 2022 di mana Kabupaten Lombok Barat termasuk ke dalam tiga kabupaten dengan prevalensi stunting tertinggi (18.98%) di Provinsi NTB. Dengan adanya dukungan dari pemerintah daerah, memudahkan bagi tim pengabdian masyarakat PDIB FKUI untuk melakukan kegiatan ini.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement