JAKARTA - Prof. Dr. dr. Nur Rasyid, SpU(K) ditetapkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Urologi Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia (UI). Pada pengukuhannya tersebut, Prof. Dr. dr. Nur Rasyid fokus pada pengobatan pasien gagal ginjal khususnya transplantasi.
Dalam pidato pengukuhannya yang berjudul “Pengembangan Transplantasi Ginjal sebagai Model Pengembangan Kesehatan untuk Menggapai Indonesia Emas 2045" dalam keterangan resmi yang diterima Okezone, Selasa (22/8/2023), dia mengatakan gagal ginjal adalah suatu kondisi saat ginjal kehilangan fungsi-fungsinya, sepert menyaring darah, mengeluarkan limbah, dan mengatur keseimbangan elektrolit dan cairan dalam tubuh. Frekuensi penurunan fungsi ginjal meningkat dengan perubahan perilaku dan gaya hidup yang menyebabkan diabetes, hipertensi, batu saluran kemih, dan infeksi.
BACA JUGA:
Prevalensi Pasien Gagal Ginjal
Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2020, terjadi peningkatan konstan angka penderita penyakit ginjal kronis dari tahun 2018 hingga 2020. Data tersebut menunjukkan bahwa 1.602.059 penduduk Indonesia menderita gagal ginjal dan angka ini diperkirakan akan terus meningkat.
BACA JUGA:
Pengobatan Gagal Ginjal
Menurut Indonesian Renal Registry (IRR) 2018, saat ini terapi penggant ginjal yang paling banyak dilakukan adalah hemodialisis (HD) atau cuci darah (97%), peritoneal dialysis (2%), dan transplantasi ginjal (1%). Pengeluaran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) untuk gagal ginjal terbilang cukup tnggi. Pada periode tahun 2018-2020 mencapai 6,4 triliun rupiah dan terus meningkat sebesar 6,5 triliun rupiah untuk pengeluaran satu tahun di tahun 2021. Biaya pengeluaran untuk gagal ginjal selalu menempat urutan keempat dari total pengeluaran BPJS. Pembiayaan transplantasi ginjal sudah dijamin oleh BPJS Kesehatan sejak tahun 2014 karena dengan transplantasi, biaya yang dikeluarkan BPJS untuk pengobatan gagal ginjal tahap akhir jauh lebih ekonomis (biaya 2,5 sampai 3 tahun HD) setara dengan 1 kali transplantasi dan kualitas hidup yang diperoleh oleh pasien transplantasi jauh lebih baik sehingga pasien dapat beraktvitas normal kembali.