Menurut Irdiansyah, keberhasilan Tana Tidung mempercepat learning recovery tidak lepas dari kolaborasi dengan para pemangku kepentingan dengan menerapkan lima faktor kunci;
Pertama, kebijakan Disdik Tana Tidung yang selalu adaptif dan fleksibel dalam menggunakan kurikulum. Disdik Tana Tidung dengan cepat menyesuaikan penggunaan kurikulum, baik kurikulum dalam kondisi khusus dan kurikulum merdeka. Penggunaan kurikulum yang fleksibel ini diikuti dengan program pelatihan dan pendampingan untuk kepsek, pengawas, dan guru. Mereka dilatih lewat kelompok kerja guru (KKG). Tujuannya agar mereka mampu melakukan asesmen diagnostik dan melaksanakan pembelajaran terdiferensiasi. Dampaknya guru-guru di Tana Tidung secara masif mampu melakukan asesmen diagnostik, pembelajaran terdiferensiasi, dan mengembangkan program budaya baca di sekolahnya. Pengalaman dan keterampilan ini pula yang membuat guru-guru Tana Tidung lebih siap menyambut datangnya kurikulum merdeka.
BACA JUGA:
Kedua, memanfaatkan sumber daya manusia untuk menggerakkan transformasi pembelajaran. Tana Tidung telah membentuk fasilitator dari tingkat kabupaten sampai sekolah sejak 2020. Sebagai penggerak di sekolah masing-masing, para fasilitator ini berperan melatih dan mendampingi guru lain agar mampu melakukan asesmen, pembelajaran terdiferensiasi, dan mengembangkan budaya baca. Seiring waktu, pengalaman para fasilitator ini membawa mereka menjadi guru penggerak. Beberapa sekolah di Tana Tidung pun menjadi sekolah penggerak.
Ketiga, memiliki mitra kerja. Disdik tidak sendirian dalam memecahkan tantangan pendidikan di Tana Tidung. Disdik bekerjasama dengan berbagai organisasi sebagai mitra untuk menggembangkan program pemulihan pembelajaran. Organisasi mitra memberikan dukungan teknis untuk menyelesaikan masalah-masalah pendidikan yang komplek. Disdik Tana Tidung sendiri bermitra dengan Program INOVASI, Kemendikbudristek, BPMP Provinsi Kaltara, BGP Provinsi Kaltara, Universitas Negeri Malang, Tanoto Foundation, dan lembaga lainnya.
Keempat, dukungan dan partisipasi Tim Penggerak (TP) PKK Tana Tidung untuk mempercepat pemulihan pembelajaran. Di bawah kepemimpinan Vamelia Ibrahim, TP PKK membangun gerakan satu desa satu TBM. Pengurus PKK tingkat desa, tokoh agama, tokoh adat, dan pemuda menjadi relawan TBM dengan memberikan bantuan belajar kepada siswa pada sore hari. Sinergi antara sekolah dan TBM ini menjadi salah satu kunci percepatan pemulihan pembelajaran di Tana Tidung.
Kelima, Dukungan kuat kepala daerah menjadi kunci utama keberhasilan Tana Tidung mengimplementasikan strategi pemulihan pembelajaran. Bupati Ibrahim Ali mewujudkan dukungannya tersebut melalui kebijakan dan anggaran. Dukungan kepala daerah ini membuat semua organisasi perangkat daerah (OPD), organisasi mitra, dan komunitas bisa bekerjasama secara masif dan intens untuk mempercepat pemulihan pembelajaran.
Keberhasilan Tana Tidung dalam melakukan pemulihan pembelajaran telah dipresentasikan dalam kegiatan nasional yang difasilitasi oleh Kemendikbudristek. Pada awal Agustus, Irdiansyah berbicara sebagai narasumber dalam kegiatan bimtek Penguatan Kapasitas Pemda dalam Pemulihan Pembelajaran. Kegiatan ini dilaksanakan di Pulau Batam, Kepulauan Riau. Ratusan perwakilan pemerintah daerah dan BPMP dari Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, dan Bengkulu mengikuti bimtek yang diselenggarakan oleh Direktorat PAUDDIKDASMEN.
(Marieska Harya Virdhani)