SURINAME - Singgah ke ujung utara Amerika Selatan, kamu akan menjumpai negara Suriname. Negara kecil jajahan Belanda ini memiliki banyak warga keturunan etnis Jawa. Maka tidak heran kalau penduduk di sana bisa berbahasa Jawa.
Memasuki Desa Tamanredjo di Distrik Commewijne, Suriname, rasanya seperti bukan berada di ujung utara Benua Amerika Selatan. Justru lebih terasa seperti berada di pulau Jawa.
BACA JUGA:
Di sana juga setidaknya ada lima guru bahasa Jawa yang aktif mengajar. Salah satunya Netty Astrokarijo.
Laporan BBC, dikutip Kamis (10/8/2023), meski lahir di keluarga Jawa, Netty mengatakan penggunaan bahasa Jawa sangat minimal. Sehari-hari keluarganya memakai bahasa Belanda. Maka dari itu, awalnya keinginan belajar bahasa Jawa muncul karena Netty sering mengunjungi keluarga di kawasan Marienburg. Di sini orang-orang berkomunikasi dalam bahasa Jawa.
Sebelumnya, dia kurang fasih berbahasa Jawa. Lalu Netty menikah dengan laki-laki Jawa yang juga tidak fasih berbahasa Jawa.
BACA JUGA:
Netty memutuskan untuk mengikuti kursus bahasa Jawa yang diselenggarakan KBRI Paramaribo. Setelah intens mengikuti kursus ditambah dengan latihan yang konsisten, Netty akhirnya lancar berbahasa Jawa.
Netty mendorong anak-anak muda untuk menggunakan bahasa Jawa adalah salah satu cara efektif agar bahasa ini tetap hidup. Bahkan, pengajar di KBRI Paramaribo memintanya menjadi salah satu guru bahasa Jawa.
Netty mengungkapkan ada yang malu berbahasa Jawa. Dia mendorong bahwa bahasa itu perlu dirawat.
"Ada yang malu menggunakan bahasa Jawa. Sudah kami jelaskan, kalau tidak dirawat dan dipertahankan, [bahasa Jawa] akan hilang. Ini kami sampaikan ke ke anak-anak muda,'' kata Netty.
''Sekarang pelan-pelan, banyak yang belajar bahasa Jawa. Ada dari kalangan muda, juga dari kalangan yang lebih tua. Yang paling tua, umurnya 70 tahun. Dia pengurus masjid. Sebagai pengurus, ia merasa perlu untuk bisa berbicara dalam bahasa Jawa, karena banyak jemaah menggunakan bahasa Jawa,'' kata Netty.