NAMA Maulana Fatahillah Adzima menjadi viral karena video transisi di TikTok foto dirinya dengan dua puluh satu logo universitas ternama di atasnya. Pemuda putra pasangan Saifullah dan Endang Sudarsi memang berhasil lolos di 21 universitas top luar negeri dan merupakan salah satu penerima Beasiswa Indonesia Maju (BIM).
Remaja kelahiran Sukoharjo, 20 Desember 2004 ini telah mengukir prestasi sejak SMA dan terpilih untuk mengikuti Olimpiade Siswa Nasional (OSN) bidang Geografi dan Kebumian. Maul, panggilan akrabnya, memang memiliki minat dan prestasi di bidang geografi sejak SMP.
“Waktu itu aku tertarik sama penjelasan guruku di SMP tentang batuan, bagaimana bumi terbentuk. Hingga masuk SMA aku senang bisa mempelajari geografi lebih lanjut dan bertekad untuk berprestasi di bidang tersebut,” ujar Maulana sebagaimana dilansir dari laman Puspresnas.
Pada OSN pertamanya Maulana berhasil mencapai tahap nasional dan meraih medali perunggu di bidang geografi. Prestasi ini berlanjut saat dia kembali mengikuti OSN di tahun berikutnya, juga meraih medali perunggu.
Menurut Maul, dari banyak kompetisi yang diikutinya, OSN adalah yang paling mengesankan.
“Menurut saya yang paling mengesankan adalah saat saya mengikuti OSN geografi, karena saya merasakan tahapan dari kabupaten/kota, provinsi, hingga akhirnya bisa di tahap nasional.” Sambungnya.
Menyusul prestasinya di OSN, Maulana kemudian melanjutkan dengan mengikuti Pelatnas (Pelatihan Nasional) .
Pada 2021, Maul mendengar mengenai Beasiswa Indonesia Maju (BIM), dan sebagai peraih medali OSN, dia merasa dapat menjadi salah satu penerima BIM di angkatan selanjutnya.
Sejak April 2022 Maul mempersiapkan diri untuk mendaftar dan mengikuti tahap essay hingga wawancara BIM. Hingga saat duduk di kelas 12 pada Juni 2022, dia diterima menjadi salah satu penerima BIM.
“Setelah saya diterima menjadi salah satu awardee BIM, saya memiliki visi ke depan untuk berkuliah di luar negeri karena lolos di BIM adalah suatu kesempatan besar yang harus saya manfaatkan sebaik-baiknya,” kata laki-laki yang hobi bermain bulu tangkis itu.
Maul kemudian memanfaatkan kesempatan ini dengan mendaftar di sejumlah universitas di luar negeri dari November 2022 hingga Maret 2023
“Alhamdulillah, banyak diterima, salah satunya adalah universitas impian saya, University of California, Berkeley, Amerika Serikat dengan jurusan teknik sipil,” kata Maulana.
Meski jurusan pilihannya berbeda dengan bidang geografi dan kebumian yang ia tekuni selama tiga tahun terakhir ini, Maulana melihatnya sebagai sebuah bidang ketertarikan barunya.
“Saya melihat setelah saya mendalami bidang geografi dan kebumian, saya sadar bahwa saya juga tertarik dengan pembangunan di Indonesia dan pembangunan secara sustainable kedepannya. Dimana nanti saya akan banyak belajar tentang pembangunan dan bagaimana bangunan tersebut bisa berdiri, sehingga bisa berkontribusi untuk Indonesia ke depannya,” ujarnya.
Maul mengatakan bahwa hingga sampai di titik yang dia capai saat ini bukan sebuah perkara mudah. Dia kerap menghadapi berbagai tantangan dan rintangan selama menjalani proses tersebut.
“Sangat diuji saat saya harus membagi waktu antara untuk belajar OSN dengan kegiatan di sekolah dan menjaga nilai sekolah saya tetap baik,” ujarnya.
Salah satu momen itu adalah saat Maulana mengikuti Pelatnas yang melewati tahap yang sangat panjang. Untuk sekali Pelatnas bisa memakan waktu dua hingga empat minggu sehingga Maulana harus meninggalkan kegiatan di sekolah.
“Aku banyak ketinggalan pelajaran, tugas-tugas hingga ulangan saat itu. Saya merasa kelelahan namun tetap saya jalani saja pelan-pelan, karena pasti bukan hanya saya saja yang capek disini, peserta yang lain juga,” sambungnya.
Saat mendaftarkan diri di universitas di luar negeri tentunya harus membuat essay, berlatih dan belajar untuk tes IELTS.
“Saya harus belajar untuk kampus impian juga, terlebih saat itu essay saya harus melewati banyak revisi sebelum siap untuk di submit ke universitas yang saya tuju.” Ujarnya.
Namun, semua itu bisa dilewati dengan baik oleh Maulana, ia tidak mau menyerah atau berhenti di satu titik.
“Dari awal saya punya motivasi kenapa saya ingin berprestasi dan berkuliah di luar negeri, saya akan selalu ingat hal itu. Terutama untuk membanggakan kedua orang tua saya yang selalu mendukung setiap langkah-langkah yang saya punya,” ujar anak keempat dari lima bersaudara itu.
Ia percaya dengan proses panjang yang dilewati saat ini akan berbuah manis ke depannya.
Maulana mengatakan bahwa kedua orang tuanya tidak menyangka dia akan dapat berkuliah ke luar negeri. Namun, saat dia mendapat kesempatan tersebut, kedua orang tua Maulana memberikan dukungan dan mendoakannya.
Dia juga mengungkapkan bahwa banyak orang di sekitarnya memberikan pengaruh untuk sampai ke titik dimana dia berada saat ini. Selain orang tua, ada juga teman seperjuangan, dan guru-gurunya di SMAN 3 Semarang.
“Saya punya beberapa teman dekat untuk tempat saya bercerita, berbagi, jadi kami bisa saling berkeluh kesah dan memberikan solusi. Kebanyakan dari mereka adalah sesama penerima BIM yang memiliki impian yang sama,” katanya.
“Peran sekolah juga sangat berpengaruh di dalam proses saya hingga sekarang. Contohnya guru-guru saya di SMAN 3 Semarang memberikan saya dispensasi saat saya mengikuti OSN dan Pelatnas, memberikan saya izin saat harus susulan.” kata Maulana.
Baginya sekolahnya kala itu juga sangat mendukung penuh dan membantu saat dirinya membutuhkan.
Maulana mengaku bahwa untuk sampai pada titik saat ini, yang terpenting adalah konsistensi.
“Yang paling terpenting adalah konsisten, saat menjelang olimpiade saya belajar hampir setiap hari dan harus dipaksakan serta ingat apa tujuan dan motivasi awal saya,” ujarnya.
Saat ini Maulana mulai mempersiapkan hal-hal yang diperlukan sebelum keberangkatannya ke Amerika, ia juga sedang mengurus berbagai berkas dan VISA yang dibutuhkan oleh universitas yang dituju.
Sebelum lulus dari masa SMA pada Mei 2023, Maulana juga aktif dalam berbagai kegiatan sekolah. Walaupun hanya berfokus pada OSN namun ia pernah menjadi anggota forum diskusi ilmiah dan klub bisnis.
Dalam organisasi Maulana juga saat ini menjabat sebagai anggota divisi acara dan operasi pada Perhimpunan Pelajar Sains Nasional (PPSN).
Ke depannya, Maulana bertarget untuk kembali berprestasi di kampus impiannya nanti dan mendapat nilai IPK yang baik.
“Tentunya saat kembali ke Indonesia, saya berharap bisa berkontribusi langsung dalam pembangunan Indonesia.”
(Rahman Asmardika)