IRAN - Abu Al-Wafa lahir di Buzhgan, Khurasan (Iran) pada 940 Masehi. Ia merupakan seorang ilmuwan yang mendalami bidang astronomi dan matematika.
Sejak kecil ia sudah memiliki ketertarikan dalam bidang ilmu tersebut. Ia mulai mempelajari ilmu matematika dari pamannya, Al Maghazli dan Abu Abdullah Muhammad ibn Ataba. Sedangkan untuk bidang ilmu geometri ia mempelajarinya dari Al-Marudi dan Karnib.
Pihak kerajaan memilih Abu Al-Wafa untuk memimpin observatorium astronomi yang ada di taman kota Baghdad. Hasil perhitungannya sangat akurat dan analisisnya diakui para ilmuwan, terutama mengenai penentuan waktu terbit matahari, perkiraan panjang musim dan derajat kemiringan bumi dari garis ekliptikanya.
BACA JUGA:
Pemikirannya dalam bidang sains telah diakui peradaban barat. Bahkan, dalam buku yang berjudul Introduction to the History of Science, George Sarton, memaparkan bahwa “ia merupakan salah satu matematikus terhebat yang dimiliki peradaban Islam.”
Jasa dan karya yang telah dibuat Abu Al-Wafa selama hidupnya dalam bidang astronomi berhasil diabadikan menjadi nama salah satu kawah bulan oleh organisasi astronomi dunia.
Tak hanya dalam bidang sais, ia juga memiliki peran penting dalam ilmu matematika. Dalam bidang ilmu matematika ia membuat Kitab Al-Karni yang membahas tentang ilmu hitung praktis. Selain itu ia juga membuat kitab Al-Handasa yang mengkaji penerapan geometri.
BACA JUGA:
Jasa terpenting Abu Al-Wafa dalam bidang matematika adalah trigonometri. Salah satu kontribusinya dalam bidang ini adalah mengembangkan fungsi tangen dan menemukan metode untuk menghitung tabel trigonometri. Ia juga berhasil mengembangkan rumus geometri yang merupakan induk dari trigonometri.
Hingga saat ini, penemuan dan karya Abu Al-Wafa masih digunakan. Trigonometri sendiri memiliki peranan penting dalam matematika modern dimana para arsitek menggunakan ilmu trigonometri dalam membangun gedung.
( Muhammad Fadli Rizal)