JAKARTA - Sebuah survei dari ZipRecruiter Amerika memperlihatkan penyesalan alumni dari sejumlah jurusan di tingkat universitas. Mereka menyesal dengan alasan gaji yang terlalu rendah ketika bekerja.
Lalu bagaimana mengantisipasi atau mencegah penyesalan semacam itu? Sebenarnya, data menyebut bahwa mahasiswa yang merasa salah jurusan mencapai 87%.
Psikolog dari Universitas Indonesia, Dr. Eva Septiana, M.Si mengatakan dampak dari perasaan salah jurusan bisa membuat individu merasa tidak percaya diri dengan kemampuannya, perasaan tidak berdaya, perasaan tidak nyaman yang akhirnya menunda-nunda pengerjaan tugas, dan pada akhirnya bisa mengganggu kesehatan mental.
"Dampak lebih jauhnya yang “sangat berbahaya”, bagi individu yang ‘menyerah’ dan ‘tidak berusaha proaktif mengatasi masalah’-nya dapat menyumbang angka pengangguran karena terbelenggu dengan emosi negatif yang dirasakan sehingga tidak mampu mengatur strategi yang tepat untuk bisa beradaptasi dengan pilihannya saat ini," kata Eva.
BACA JUGA:
Sebelum terlambat dan menyesal, apa yang bisa dilakukan untuk menilai pilihan jurusan kuliah yang hendak dituju sudah tepat atau belum ya? Simak beberapa tips di bawah ini yuk!
Mencari Tahu Diri Sendiri
Eva mengatakan berdasarkan Niles dan Harris-Bowlsbey, terdapat tiga hal utama yang harus disiapkan siswa SMA dalam memilih jurusan kuliah, yakni mencari informasi tentang diri sendiri, mencari informasi tentang lingkungan karier, dan mengevaluasi beberapa alternatif pilihan yang sudah dibayangkan.
"Pertama, mencari tahu tentang diri sendiri. Hal ini mencakup kelebihan atau kekuatan diri kita, seperti tidak suka menunda pekerjaan, mudah bergaul, jujur, dapat menjelaskan sesuatu secara efektif dan efisien, dan lain sebagainya," kata Eva.