Share

FSGI: Calistung Terlalu Dini dapat Ganggu Mental Anak

Carlos Roy Fajarta, · Kamis 30 Maret 2023 13:35 WIB
https: img.okezone.com content 2023 03 30 624 2790090 fsgi-calistung-terlalu-dini-dapat-ganggu-mental-anak-qVNE4r2Tmh.jpg Ilustrasi. (Foto: Okezone)

JAKARTA - Tes baca tulis dan hitung (calistung) yang selama ini diterapkan dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Dasar (SD) dinilai dapat menganggu mental anak, demikian disampaikan Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI). 

Sekjen FSGI, Heru Purnomo menjelaskan bila merujuk pada pengertiannya, calistung adalah singkatan dari baca, tulis dan berhitung.

Calistung, kata Heru, merupakan pembelajaran dasar yang perlu anak pahami sejak dini guna mempermudahnya menerima pelajaran-pelajaran di masa depan. Dengan calistung anak akan diajarkan untuk mengenal huruf dan angka.

“Namun, harus berhati-hati saat mengajarkan calistung pada anak. Ajarkan sesuai porsinya. Orangtua disarankan untuk menghindari mengajarkan calistung pada si kecil terlalu berat. Sebab, hal tersebut dapat mengganggu mental anak dan akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak," ujar Heru Purnomo, Kamis (30/3/2023).

Ketua Dewan Pakar FSGI, Retno Listyarti menyebutkan rencana pemerintah untuk menghilangkan tes calistung dalam PPDB sekolah dasar perlu dibarengi dengan pembenahan buku buku teks pelajaran kelas 1 SD.

"Kami mendorong Kemendikbud Ristek yang meniadakan tes calistung PPDB SD harus disertai pembenahan buku-buku teks pelajaran kelas 1 SD. Karena, buku-buku teks jenjang SD saat ini justru bertentangan dengan kebijakan Mendikbud yang meniadakan Calistung untuk PPDB SD," ujar Retno Listyarti.

Follow Berita Okezone di Google News

Buku teks kelas 1 SD saat ini sudah didominasi dengan tulisan dan bacaan yang panjang-panjang. Selain itu, pelajaran berhitungnya juga sudah rumit, misalnya sudah ada pengurangan dengan angka angka yang cukup besar.

"Sehingga anak bingung dengan istilah berhitung dengan disimpan angkanya atau pinjam ke angka sebelahnya yang puluhan atau yang ratusan," ucap Retno.

Pihaknya lanjut Retno mendorong Kemendikbud Ristek dan Dinas-Dinas Pendidikan di seluruh daerah untuk mengedukasi para guru dan orangtua terkait kebijakan meniadakan tes Calistung untuk jenjang SD, yang berarti pandangan umum bahwa saat anak masuk SD sudah mampu calistung harus diubah.

“Ini PR yang harus juga dipertimbangkan, buku-buku teks SD kelas 1 seharusnya sejalan dengan kebijakan merdeka belajar episode 24 ini," pungkas Retno Listyarti.

Sebagaimana diketahui sebelumnya, Kemendikbud Ristek dalam program Dukungan Merdeka Belajar Episode ke-24 'Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan' pada Rabu (29/3/2023) salah satu poinnya menghilangkan tes baca tulis dan hitung (calistung) dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Dasar (SD).

Kemendikbud Ristek berharap dengan keterlibatan semua pihak, setiap anak bisa mendapatkan kemudahan dalam bertransisi dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ke Sekolah Dasar (SD). Peserta didik PAUD dapat terus melanjutkan prosesnya untuk mendapatkan kemampuan fondasi saat jenjang SD.

Selain itu, peserta didik SD yang tidak pernah mengikuti PAUD tetap mendapatkan haknya untuk mendapatkan pembinaan kemampuan fondasi, sehingga memiliki pijakan yang kuat untuk jenjang pendidikan selanjutnya.

1
3
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini