“Hal itu saya lakukan menggunakan motion comic sebagai perantaranya,” ungkap mahasiswa Desain Komunikasi Visual (DKV) ini.
Dalam motion comic garapan gadis asal Surabaya tersebut, melalui karakter geng Palapa yang terdiri dari empat orang pelajar, memiliki misi untuk menyelesaikan masalah perundungan siber yang dialami oleh teman sekelasnya.
Dirancang sedemikian rupa oleh Zahra, geng Palapa itu menyelesaikan misinya dengan berbagai penerapan enam dimensi Profil Pelajar Pancasila.
Ilustrasi penerapan enam dimensi Profil Pelajar Pancasila yang dilakukan oleh geng Palapa untuk mengatasi tindakan cyberbullying dalam motion comic karya Zahra Fithriyah Muna
Dimensi pertama adalah Berkebhinekaan Global. Hal itu diterapkan oleh geng Palapa dengan berhimpunnya keempat orang pelajar dari berbagai latar belakang yang berbeda baik agama, suku, maupun ras.
Dalam menyelesaikan masalah, geng Palapa juga bekerja sama dan berdiskusi untuk mencari jalan keluar.
Tindakan tersebut menunjukkan adanya implementasi dimensi kedua Profil Pelajar Pancasila, yaitu Gotong Royong.
Beranjak pada dimensi ketiga, yaitu Kreatif, Zahra menggambarkan geng Palapa untuk bersama-sama menciptakan sebuah robot Palapa guna mendeteksi tindakan yang mencerminkan enam dimensi Profil Pelajar Pancasila.
Pada dimensi keempat, Bernalar Kritis, digambarkan dengan penyelesaian masalah oleh geng Palapa.
Tindakannya dilakukan dengan cara mempertemukan sang pelaku dengan korban untuk meminta maaf.
Tindakan meminta maaf oleh pelaku dan menghapus berbagai komentar jahat terhadap korban adalah bukti nyata dimensi kelima, yakni Mandiri.
Karena hal itu dilakukan melalui tindakan bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuat.
Kemudian dimensi terakhir, yaitu Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia. Hal ini digambarkan melalui berdoa bersama oleh geng Palapa dan kedua temannya tersebut agar dijauhkan dari tindakan yang tidak baik, seperti perundungan siber.
Dengan alur narasi yang demikian, mahasiswi kelahiran Surabaya itu menjelaskan bahwa banyak interview, konsultasi, serta studi eksperimental yang dilakukan untuk menyelesaikan karya ini.
Mulai dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, psikolog, guru SMA, pelajar SMA, serta sosok ahli dalam bidang komik dan animasi. Bimbingan kepada dosen DKV ITS Rabendra Yudistira Alamin ST MDs pun ia lakukan guna mendapatkan arahan yang tepat untuk Tugas Akhir (TA)-nya ini.
Zahra Fithriyah Muna dan motion comic garapannya yang mengantarkannya meraih gelar sarjana dalam waktu 3,5 tahun