JAKARTA - Mangkunegaran adalah salah satu pecahan dari Kerajaan Mataram Islam yang istananya terletak di Surakarta, Jawa Tengah. Mangkunegaran berkuasa di wilayah Yogyakarta dan Surakarta sejak 1757 hingga sekarang.
Meski berstatus otonom yang sama dengan tiga kerajaan pecahan Mataram lainnya, namun Mangkunegaran merupakan kerajaan otonom yang berhak memiliki tentara sendiri dan independen dari Kasunanan Surakarta.
Sementara itu, mulai tahun 1950, statusnya hanya sebuah keraton dengan raja, tanpa adanya kekuasaan politik.
1. Sejarah Mangkunegaran
Â
Mangkunegaran berdiri berawal dari konflik perebutan takhta di antara para pewaris Mataram. Semenjak penguasa Mataram mulai bekerjasama dengan VOC, pemberontakan dari keluarga kerajaan maupun pihak luar kian sering terjadi.
Salah satu pemberontakan yang terkenal saat dipimpin Raden Mas Said dan Mangkubumi.
Raden Mas Said adalah putra dari Pangeran Mangkunegara sekaligus cucu dari Amangkurat IV.
Follow Berita Okezone di Google News
Pangeran Mangkunegara merupakan putra tertua Amangkurat IV yang sebetulnya berhak menggantikan posisi ayahnya yang sebagai raja.
Akan tetapi, dalam kenyataannya Pakubuwono II justru yang naik takhta. Sementara itu, Pangeran Mangkunegara diasingkan ke Sri Lanka lantaran tidak disukai Belanda.
Beberapa kali VOC mengajukan perundingan, Raden Mas Said tetap tidak mau berkompromi dengan Belanda karena yakin akan kekuatan para pasukannya.
Kemudian pemberontakan Mangkubumi resmi diakhiri saat Perjanjian Giyanti ditandatangani pada 13 Februari 1755, yang isinya membagi Kerajaan Mataram menjadi dua, yakni Nagari Kasultanan Ngayogyakarta dan Nagari Kasunanan Surakarta.
Kasultanan Ngayogyakarta kemudian diberikan kepada Mangkubumi yang bergelar Sultan Hamengkubuwono I, sedangkan Kasunanan Surakarta menjadi hak Pakubuwono III.
2. Pendiri Mangkunegaran
Â
Pendiri dari Mangkunegaran adalah Raden Mas Said atau dikenal dengan Pangeran Sambernyawa, yang kemudian bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara I.
3. Pemerintahan Mangkunegaran
Sejak Mangkunegara I berkuasa penataan pemerintahan telah dilakukan, dan diteruskan terutama oleh Mangkunegara IV (1853-1881), VI (1896-1916), dan VII (1916-1944). Awalnya, proses penataan birokrasi pemerintahan masih dicampur tangani oleh kepentingan Belanda dan Kasunanan Surakarta.
Selain kekuasaannya terbatas, Mangkunegara I masih terkait dengan Belanda dan Sunan dalam pengambilan keputusan.
Pada masa Mangkunegara IV, birokrasi pemerintahan dikembangkan menjadi lebih fungsional dan luas.
Mangkunegaran juga mampu membentuk identitasnya sebagai sebuah Kerajaan Jawa Modern.
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.