“Nantinya, akan dilakukan joint research antara NTU dengan empat perguruan tinggi tersebut,” ujar Bambang, Senin (20/2/2023).
Pada hari pertama kunjungan, diadakan rapat pembukaan kunjungan riset bersama pihak manajemen NTU, salah satunya dengan Vice President Industry NTU Profesor Lam Khin Yong.
Selain Bambang, Rektor ITS Profesor Dr Ir Mochamad Ashari MEng IPU AEng dan Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dirjen Diktiristek) Profesor Ir Nizam MSc DIC PhD IPU ASEAN Eng, beserta jajaran pimpinan dan peneliti ITS serta perguruan tinggi lainnya turut hadir dalam rapat tersebut.
Melalui rapat ini, dibahas kembali mengenai tujuan dan bentuk kerja sama dalam program tersebut.
Program yang direncanakan selama lima tahun ini mempunyai proyek unggulan, yakni pembangunan Living Laboratory Renewable Energy dan eco campus di Indonesia.
“Tentunya, ini merupakan kesempatan yang bagus untuk ITS dalam mengadopsi program-program dari NTU, khususnya dari sisi renewable energy dan eco campus,” ungkap dosen Departemen Teknik Mesin ITS tersebut.
Di hari berikutnya, delegasi ITS dan lainnya mengunjungi Living Laboratory Renewable Energy milik NTU yang berada di Pulau Semakau, Singapura.
Para rombongan diajak untuk melihat fasilitas-fasilitas laboratorium dan teknologi yang dikembangkan oleh NTU terkait renewable energy.
Setelah melakukan visiting lab, Bambang mengatakan bahwa para peneliti dari perguruan tinggi yang tergabung dalam program ini akan mendiskusikan lebih lanjut mengenai riset apa saja yang bisa dilakukan.
Setelah itu, para peneliti akan menyusun proposal yang nantinya diajukan untuk pendanaan pada program ini.
“Pendanaan program ini tidak akan disamaratakan setiap universitas, tetapi akan dipilih proposal mana saja yang cocok untuk dilakukan kerja sama,” ujar Bambang.
Terdapat tiga pilar utama yang dijadikan bahan riset dalam program ini, yaitu renewable energy, smart cities, dan circular economy.