Risna mulai aktif menyuarakan hak-hak penyandang disabilitas saat berusia empat tahun. Kala itu dirinya terserang polio yang membuatnya menggunakan kursi roda untuk keperluan mobilitasnya.
Ia merasa ketika dirinya dapat membantu teman-teman difabel, energi kebaikan dalam dirinya bertambah.
“Ketika kita bisa membantu teman-teman difabel atau orang lain, hal tersebut bisa memberikan energi yang positif bagi saya,” kata Risna saat ditemui tim uns.ac.id di Hotel Fairmont, Jakarta Pusat beberapa waktu lalu, seperti dikutip dari siaran pers UNS, Jumat (6/1/2023).
Ketika ditemui, Risnawati tengah menjadi panelis dalam acara The United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UNESCAP).
Perjalanannya menjadi komite penyandang disabilitas di PBB tentu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Risna harus melobi lebih dari 100 negara agar dirinya dapat terpilih menjadi komite penyandang disabilitas di PBB.