Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

ITB Berikan Rekomendasi Penguatan Edukasi Zona Rawan SMPN 3 Bebandem-Bali

Antara , Jurnalis-Senin, 02 Januari 2023 |11:37 WIB
ITB Berikan Rekomendasi Penguatan Edukasi Zona Rawan SMPN 3 Bebandem-Bali
ITB berikan rekomendasi penguatan edukasi zona rawan SMPN Bebandem/Antara
A
A
A

Posisi sekolah yang berada di atas endapan awan panas yang belum mengalami kompaksi (material lepas) dan dengan keberadaan sungai di bawahnya sebagai jalur aliran lahar menyebabkan timbulnya potensi bencana longsor.

Kondisi ini diperparah dengan kegiatan penambangan pasir di bagian hilir sungai sehingga proses erosi ke hulu menyebabkan lereng sungai semakin terjal dan semakin mendekati bangunan sekolah

Kegiatan bertajuk Edukasi Kebencanaan dan Pemetaan Potensi Bahaya di Wilayah Gunung Agung Bali itu telah dilaksanakan dari 26-30 Desember 2022.

Kegiatan tersebut juga didukung PT Reasuransi Maipark Indonesia, BPBD Karangasem, Yayasan Bali Angel, Rotary Club of Denpasar, Tagana Dinsos Karangasem, dan Skywatcher Bali.

Pihaknya sudah melakukan tiga kali penelitian dan pengamatan yakni pada 2018, 2019 dan 2022.

Oleh karena itu Asep Saepuloh memberikan rekomendasi penanganan dalam jangka pendek, menengah dan panjang.

Untuk rekomendasi jangka pendek dengan menguatkan edukasi terhadap zona bahaya areal sekolah. "Siswa dan guru bisa mengetahui garis-garis daerah rawan sehingga kewaspadaan semakin meningkat," ujarnya.

Sedangkan rekomendasi jangka menengah diperlukan rekayasa kemiringan agar tidak terlalu tinggi, bangun Sabo Dam (bronjong) untuk bangunan penahan, perlambatan dan penanggulangan aliran lahar di sepanjang sungai yang berpotensi terlanda lahar.

Rekomendasi jangka panjang dan permanen, sekolah tersebut diperlukan relokasi.

Upaya itu dalam mewujudkan sekolah aman dalam melindungi hak-hak anak dengan menyediakan suasana dan lingkungan yang menjamin proses pembelajaran, kesehatan, keselamatan dan keamanan siswanya terjamin setiap saat.

Sekaligus sekolah aman dari bencana yang menerapkan penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan standar nasional pendidikan dan budaya sekolah yang mampu melindungi warga sekolah dan lingkungan di sekitarnya dari bahaya.

Selanjutnya, diharapkan rekomendasi itu menjadi pertimbangan bagi pemegang kebijakan, lebih lanjut dilakukan analisis baik dari segi Teknik Lingkungan (Planologi), Teknik Sipil Bangunan dan Pengairan serta Geologi.

"Kami melihat perubahan signifikan pada sekolah tersebut, awal luas sekolah 10.000 meter persegi, sekarang sisa 9.380 meter persegi," ujarnya.

Untuk itu, kata Asep Saepuloh, rata rata sekitar 74 meter persegi per bulan material luas sekolah yang hilang. Maka perkiraan potensi material sekolah itu bisa tergerus habis dalam waktu 10 tahun.

Sementara itu, Kepala SMPN 3 Bebandem I Made Wijana mengatakan sudah ada kerja sama dari tahun 2018 karena termasuk sekolah yang berada di area rawan bencana sehingga warga sekolah perlu mendapatkan edukasi tentang kebencanaan dari ahlinya.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement