JAKARTA - Sepeda seperti telah menjadi kendaraan yang umum digunakan saat ini. Ada yang menggunakannya untuk aktivitas sehari-hari dan ada juga yang menggunakannya hanya sekadar hobi.
Terlebih sejak adanya virus Corona yang melanda dunia, banyak masyarakat Indonesia yang mulai hobi bersepeda dengan dalih olahraga.
Sosok Penemu Sepeda
Baron Karls Drais Von Sauerbronn (29 April 1785 - 10 Desember 1851) adalah seorang yang berasal dari Jerman diklaim sebagai salah satu orang yang menyempurnakan sepeda atau velocipede.
Pada tahun 1818, Karls Drais membuat sebuah alat transportasi beroda dua yang ditujukan untuk menunjang efisiensi pekerjaannya.
Sebagai seseorang yang bertugas menjadi pengawas hutan Baden, ia membutuhkan sarana transportasi bermobilitas tinggi.
Namun, model yang dikembangkan terlihat masih samar tampilannya, antara sepeda atau kereta kuda. Sehingga membuat masyarakat menjulukinya ciptaannya sebagai dandy horse.
Follow Berita Okezone di Google News
Karls Drais juga dijuluki sebagai penemu Laufmaschine atau mesin berjalan, yang kemudian disebut dengan beroda, Draisine (bahasa Inggris) atau Draisienne (bahasa Prancis).
Karls Drais juga menemukan mesin ketik awal dengan keyboard untuk pertama kalinya pada tahun 1821. Kemudian, ia bergabung sebagai pejabat kehutanan, bekerja sebagai guru di lembaga kehutanan pribadi milik pamannya.
Pada tahun 1810 Karls Drais menerima gelar kepala rimbawan, namun posisinya belum ditentukan. Berselang satu tahun ia diskors dari dinasnya, tapi ia terus menerima gaji sehingga ia bisa mencurahkan lebih banyak waktu untuk penemuannya.
Perjalanan Karls Drais yang pertama menggunakan sepeda buatannya pada tanggal 12 Juni tahun 1817. Ia berjalan dari kota Mannheim ke Schwetzingen Relais Haus.
Pada tahun yang sama, ia melanjutkan perjalanan dari kedua kota tersebut menuju ke kota Braden. Dengan menggunakan tenaga gerak dari kedua kaki, Karls Drais mampu meluncur lebih cepat saat berkeliling.
Dirinya menyebut kendaraan tersebut dengan nama Draisienne. Berkat perjalanannya dengan sepeda buatannya tersebut, banyak media yang meliputnya. Beritanya hingga dimuat di koran lokal Jerman pada tahun 1817.
Sepeda Draisienne ciptaannya pun tak bertahan lama, lantaran muncul jenis-jenis sepeda baru yang lebih efisien dan bahkan beberapa di antaranya ada yang sudah menggunakan pedal.
Pada tanggal 12 Januari 1818, Karls Drais dianugerahi sebuah penghormatan dengan gelar duke sebagai sebuah imbalan atas temuannya.
Karls Drais kemudian meninggal dunia di kota kelahirannya, Karlsruhe, pada tanggal 10 Desember 1851. Tanpa uang sepeser pun setelah Prusia melakukan revolusi di Baden dan kemudian menyita uang pensiun Karls Drais sepenuhnya untuk membayar biaya Revolusi.
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.