 
                Terapi kimia yang paling umum diberikan untuk penderita aterosklerosis adalah obat golongan statin. Akan tetapi, statin memiliki beberapa efek samping terkait myalgia serta penurunan fungsi hati dan ginjal bagi penderita sirosis hati.
“Perlu adanya inovasi baru pengobatan aterosklerosis menggunakan bahan alami dengan minim efek samping,” ujar Hutami.
Ia menerangkan, aterosklerosis dapat terjadi ketika terdapat penumpukan kolesterol yang berlebihan di dalam pembuluh darah akibat dari konsumsi makanan yang tinggi lemak, obesitas, rendahnya aktivitas fisik, hipertensi, dan kebiasaan merokok.
Kolesterol berlebih yang menetap di dalam darah akan teroksidasi dan menumpuk hingga membentuk suatu plak yang dinamakan plak ateroma.
Jika dibiarkan secara terus menerus, plak tersebut dapat menyumbat aliran darah dan menyebabkan stroke, gagal jantung, hingga kematian.
Ceker ayam sendiri merupakan by-product dari rumah potong ayam yang jumlahnya sangat melimpah, namun belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat selain sebagai olahan pangan.
Padahal, kandungan ceker ayam didominasi oleh kolagen sebesar 22.14% dari berat keringnya.
Beberapa studi menunjukkan bahwa kolagen dapat menghambat terbentuknya plak aterosklerotik dengan cara menguatkan jaringan otot polos dan mencegah adhesi leukosit.
Kandungan kolagen yang sangat melimpah dari berat kering ceker ayam membuatnya berpotensi dimanfaatkan sebagai alternatif pengobatan aterosklerosis untuk menambah nilai guna dari ceker ayam.
Meski demikian, kolagen memiliki kekurangan yakni tidak mudah diserap oleh tubuh sehingga tidak efisien dan membutuhkan waktu yang relatif lama untuk dapat terserap ke dalam tubuh.