Apalagi, target operasi yang dilakukan kelompok Darip bersifat patriotisme dan perampokan. Kelompok ini sangat selektif mengincar target operasi. Biasanya mereka mengincar orang-orang berkulit terang, seperti China dan warga keturunan Belanda.
Belanda pun ketakutan dan menyewa tiga dedengkot preman kuat dari Lampung agar membunuh Ujang
Usaha ini tidak berhasil, bahkan ketiga preman sewaan Belanda ini tewas terbunuh oleh Ujang dan kawan-kawannya. Alhasil, nama Ujang semakin berkibar dengan julukan Raja Preman Tanjung Priok di Zaman Belanda.
Pasca kemerdekaan Indonesia, Jakarta yang menjadi Ibu Kota Negara memasuki zaman yang rawan dengan kekerasan dan tindak kriminal. Sebagian besar pelakunya merupakan eks pejuang laskar yang kehilangan pekerjaan karena revolusi telah usai. Mereka yang tidak terakomodir dalam institusi resmi militer memilih “dunia kekerasan” untuk menyambung hidup.
Sebut saja, jagoan yang legendaris sebagai penguasa Pelabuhan Tanjung Priok hingga akhir tahun 50an adalah Lagoa, tokoh masyarakat Bugis yang bernama asli Labuang De Passore. Selain sebagai tokoh masyarakat, Lagoa juga dikenal sebagai seorang jago yang merangkap menjadi Mandor Pelabuhan.
(RIN)
(Rani Hardjanti)