JAKARTA – Tim Program Pengabdian Kepada Masyarakat Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengembangkan Program Pengembangan Desa Wisata Batik Girilayu.
Hal itu dilakukan melalui kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM) Kompetitif Nasional dengan judul Pengembangan Desa Wisata Batik di Desa Girilayu Berbasis Local Wisdom Menuju Global Market mengembangkan Program Pengembangan Desa Wisata Batik Girilayu. Program tersebut telah dimulai sejak bulan Mei sampai Oktober 2022.
LPPM UNS melalui Pusat Studi Pendamping Koperasi dan UMKM (PSP-KUMKM) menyelenggarakan kegiatan dengan misi untuk menjadi pendamping bagi Pemerintah Desa Girilayu, BumDes, Pokdarwis, dan para perajin batik dalam kelompok Batik Giriarum.
Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat yang diketuai oleh Yayan Suherlan, dengan beranggotakan Dr. Erlyna Wida Riptanti, M.P. dan Nidyah Widyamurti, ini juga turut melibatkan tiga mahasiswa Program Studi (Prodi) Desain Komunikasi Visual, Sekolah Vokasi (SV) UNS.
“Kegiatan ini penting untuk diselenggarakan sebagai bentuk daya dukung LPPM-UNS kepada seluruh elemen masyarakat Girilayu sebagai bentuk tanggung jawab Akademisi sebagai elemen Pentahelix dalam bidang pariwisata. Di mana sinergitas antar instansi sangat dibutuhkan masyarakat dalam pengembangan bidang pariwisata. Akademisi berperan penting dalam memberikan pandangan dan analisis berdasarkan objektifitas data di lapangan, serta dapat memberikan formula yang tepat guna kemajuan program wisata,” tutur Yayan Suherlan, dalam keterangan tertulis, Minggu (16/10/2022).
Lebih lanjut, dalam kegiatan ini LPPM-UNS juga berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Karanganyar dan Bank Negara Indonesia (BNI) yang selama ini memberikan dukungan kepada para perajin Batik Giriarum melalui program corporate social responsibility (CSR) nya. Kegiatan ini juga telah dipublikasikan melalui media massa dalam bentuk pemberitaan dan publikasi dalam bentuk video pada media digital.
Sementara Desa Girillayu yang berada di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah dipilih karena memiliki potensi wisata alam yang menarik di lereng gurung Lawu. Masyarakatnya juga dikenal sebagai pembatik yang handal. Batik Girilayu identik dengan batik yang dibuat dalam lingkup Istana Mangkunegaran.
Konon, keterampilan membatik secara turun menurun tersebut merupakan warisan dari nenek moyang yang bertugas sebagai pembatik untuk kalangan istana Mangkunegaran. Keahlian membatik yang dimiliki oleh Tumenggung sejak zaman KGPAA Mangkunegoro I (Raden Mas Said atau Pangeran Samber Nyawa) diajarkan kepada penduduk sekitar yang mengabdi padanya. Hingga kini masyarakat Girilayu terkenal mampu menghasilkan batik tulis yang berkualitas tinggi.
Follow Berita Okezone di Google News