Di saat itulah, utang sang ibu menumpuk dan membuat ayahnya harus mengambil pensiun dini agar tetap bisa membiayai pendidikan Analisa di UGM.
Harta seperti rumah dan mobil pun rela ayahnya jual agar bisa membayar utang istrinya dan juga membiayai anaknya.
Saat itulah Analisa sebenarnya ingin menyerah dan membantu ayahnya bekerja. Namun, dilarang oleh ayahnya.
"Enggak, papa pengin ketemu kamu di Graha Sabha, kamu nggak boleh nyerah," cerita Analisa mengenang perkataan sang ayah.
"Ini papa lakuin untuk kamu karena kamu satu-satunya yang masuk UGM," tambahnya.
Dari momen itulah Analisa bertekad untuk membanggakan kedua orangtuanya karena begitu besar perjuangan mereka untuknya.
Hingga akhirnya, perkataan sang ayah menjadi pegangannya dalam menjalani kuliah dan akhirnya berhasil lulus menjadi lulusan terbaik di UGM mewakili 1800 mahasiswa lainnya.