Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Sosiolog UNS Tanggapi Fanatisme Sepakbola yang Kembali Telan Korban

Natalia Bulan , Jurnalis-Rabu, 05 Oktober 2022 |14:43 WIB
Sosiolog UNS Tanggapi Fanatisme Sepakbola yang Kembali Telan Korban
Sosiolog UNS Dr. Drajat Tri Kartono/Istimewa
A
A
A

Cara Menghadapi Fanatisme

Tragedi Kanjuruhan beberapa hari yang lalu hanyalah satu dari kejadian berdarah dalam sepakbola Indonesia.

Sebelumnya, kejadian yang sempat mencuri perhatian publik terjadi ketika suporter Persija tewas dikeroyok oknum Bobotoh di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) pada tahun 2018 yang lalu.

Dua kejadian memilukan tersebut dapat dijadikan contoh bagaimana fanatisme dalam sepakbola Indonesia membuat orang-orang gelap mata sampai tega menghabisi nyawa orang lain.

Menurut Drajat, fanatisme yang ditunjukkan suporter di Stadion Kanjuruhan Malang biasa terjadi dalam dunia sepakbola.

Bahkan, fanatisme yang hampir mirip dialami oleh beberapa kelompok pehobi kendaraan bermotor dan silat.

Meski begitu, ia memeringatkan risiko bahaya apabila fanatisme yang berlebihan tidak dikelola dengan baik.

Menurutnya, ada dua faktor yang menyebabkan fanatisme membawa kerugian, yakni gagalnya pengorganisasian dan edukasi.

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement