Di era tersebut, daripada melahirkan di rumah sakit, wanita-wanita pada zaman itu lebih memilih melahirkan di dukun beranak karena harga yang lebih terjangkau dan apalagi jarak desa ke rumah sakit juga cukup jauh.
Misteri itu terjawab ketika para perawat rumah sakit menemui sosok 'Suster Rayap' yang menyamar menjadi seorang perawat yang bertugas di rumah sakit secara nyata.
Nama rayap disematkan pada sosok ini dikarenakan ia kerap menyanyikan lagu 'Cicak di Dinding' saat ia mengincar bayi-bayi baru lahir yang ingin diambil.
Akun Twitter @JeroPoint menceritakan pengalaman seorang pasien yang akan melahirkan diganggu dengan nyanyi 'Cicak di Dinding'. Saat mengincar bayi, Suster Rayap ini akan menyanyikan lagu tersebut dan pasien akan merasa didatangi oleh gerombolan cicak yang merayap dan mengerubungi perutnya.
Hal yang lebih menyeramkan lagi adalah ketika perawat-perawat rumah sakit yang bertugas menjaga dan merawat bayi baru lahir itu juga mendapat gangguan dari Suster Rayap.
Suster Rayap akan mendatangi perawat yang sedang merawat bayi dan tetap dengan menyanyikan lagu 'Cicak di Dinding' dan sambil merayap di langit-langit rumah sakit.
"Siti membawa Bayi itu ke luar ruangan untuk dibersihkan.
Siti memasuki ruangan memandikan bayi seorang diri, dia membersihkan Bayi baru lahir itu, sementara perawat lain meneruskan penanganan pasien (menjahit)
Bayi yang semua menangis keras, tiba-tiba berhenti menangis" tulis akun @JeroPoint.
"Siti mencium aroma melati, mulanya dia menghiraukan, tetapi lama-lama wangi itu berubah menjadi bau semerbak kemenyan.
Bulu Roma Siti meremang, dalam hati dia merapalkan doa, bayi itu menangis lagi, lalu terdengar suara perempuan bergumam melantunkan nada lagu 'cicak di dinding'"
"Bayi itu berhenti menangis, seolah mendengarkan suara senandung lagu 'cicak di dinding' dgn lantunan tempo lambat.
Suara itu berasa dari langit-langit ruangan di sisi belakang Siti.
Tangannya mulai gemetar memegang sang bayi, jantungnya berdegup lebih kencang, Siti ketakutan"
"Suara senandung itu semakin keras (dekat), sekujur tubuh Siti membeku, dia merasakan ada sosok merayap yang mendekat menghampirinya,
Sosok itu kini jelas berhenti tepat di langit-langit atas kepala Siti.
Dia memperat genggaman ke sang bayi,
Perlahan Siti mendongakkan kepala-"
"Ada yang menetes ke kepala Siti; cairan kental yang berbau amis.
Siti memberanikan diri untuk terus menoleh ke atas dengan gemetar, tubuhnya berupaya menjaga keseimbangan,
Mata Siti terbelalak, kaki-kakinya melemas , alangkah terkejutnya Siti melihat--"
"Sosok wanita merayap, berambut panjang menjuntai, bola matanya putih, wajahnya tua hitam, giginya betaring, dan keluar cairan kental hitam berbau anyir dari mulut sobeknya.
Cairan itu menetes deras ke wajah siti--"
"Sekujur tubuh Siti membeku, lidahnya kelu, badannya gemetar hebat tetapi dia berupaya sekuat tenaga menjaga kesimbangan tubuhnya agar tidak roboh ke lantai.
Kedua tangan Siti masih memegang erat sang bayi." jelas @JeroPoint.