Mereka kerap menempatkan diri sebagai pusat perhatian layaknya seorang putri. Pengidap sindrom ini juga akan terobsesi pada penampilan dan memiliki kecenderungan untuk bergantung pada orang lain.
Dengan demikian, pengidap Disney Princess Syndrome ini akan merasa jika dirinya sangat penting, harus selalu diutamakan, dan tidak bisa mandiri.
Sindrom ini bisa dialami oleh siapa saja, bahkan sejak masih kecil dan akan sulit hilang meski sudah dewasa.
2. Banyak Terpengaruh dari Film
Penyebab seseorang bisa terkena Disney Princess Syndrome tak jauh-jauh dari apa yang mereka tonton, yaitu tayangan dari Walt Disney. Tayangan ini menyediakan film-film seperti Cinderella, The Little Mermaid, Sleeping Beauty, dan lain-lain pada era Renaissance.
Film-film tersebut merepresentasikan setiap karakter putrinya, yaitu seorang perempuan yang lemah dan memiliki sifat submasif yang menanti sosok pangeran tampan untuk menyelesaikan masalah hingga berakhir bahagia. Pola kisah dan karakternya bahkan hampir sama pada setiap film Disney.
3. Bisa Alami Feminim stereotip
Para perempuan yang mengidap sindrom ini biasanya akan mengalami perilaku feminim stereotip. Yang berbahaya dari stereotip ini adalah para perempuan menjadi berpikir jika semua hal akan dibatasi oleh aturan gender tradisional.
Selain itu, mereka akan merasa kurang percaya diri, mudah bergantung pada orang lain, tidak suka kotor, dan terlalu terobsesi pada penampilan. Tentunya, obsesinya pada penampilan bertujuan untuk menarik perhatian kaum adam.
4.Cantik adalah segalanya
Pengidap sindrom ini kebanyakan akan memilikirkan penampilan fisiknya agar tetap sempurna dan mempesona, karena mereka menganggap jika kecantikan adalah segalanya.