Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kebiasaan Overthinking Ternyata Bisa Pengaruhi Kesehatan Mental Remaja

Haliza Nurdilla , Jurnalis-Selasa, 13 September 2022 |10:52 WIB
Kebiasaan Overthinking Ternyata Bisa Pengaruhi Kesehatan Mental Remaja
Ilustrasi overthinking/Unsplash
A
A
A

JAKARTA - Kapasitas otak manusia sangatlah luar biasa dibandingkan makhluk lainnya. Hal ini memungkinkan kita mampu menguasi kesadaran untuk merenungkan sesuatu.

Merenungkan masa lalu dan masa depan adalah hal yang normal dilakukan oleh banyak orang. Baik itu berbentuk rasa bangga atas pencapaian, rasa penyesalan atas perlakuan, rasa sakit akibat perlakuan seseorang, cemas dan khawatir akan kegagalan mendatang hingga membandingkan kehidupan sendiri dengan orang lain.

Menurut Cohen (2013), terkadang fenomena ini menyebabkan kelumpuhan kemampuan analisis manusia yang dikenal dengan 'Overthinking'.

Cleveland Clinic mengungkapkan overthinking bukanlah kondisi kesehatan mental yang diakui dalam dunia medis, tetapi itu bisa menjadi gejala depresi atau kecemasan yang dikaitkan dengan Generalized Anxiety Disorder (GAD) atau gangguan kecemasan umum.

Overthinking memiliki efek negatif yang signifikan pada kehidupan sehari-hari seseorang. Bahkan saat akan tidur atau bersenang-senang, gangguan pikiran yang berlebihan mencegah seseorang untuk rileks. Overthinking akan sangat menggangu jika tidak diatasi segera.

Berdasarkan data WHO (2021) menunjukkan bahwa secara global, diperkirakan 1 dari 7 (14%) anak berusia 10-19 tahun mengalami kondisi kesehatan mental berupa gangguan emosi dan perilaku, delusi hingga percobaan melukai diri sendiri.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement