Adventuring Physics, lanjutnya, hadir sebagai aplikasi game yang terintegrasi dengan AR untuk dapat digunakan sebagai media pembelajaran fisika yang interaktif, kreatif, dan atraktif. Melalui aplikasi ini, siswa dapat belajar dari game bergenre adventure yang dapat memicu motivasi rasa ingin tahu mereka untuk belajar fisika.
“Adventuring Physics juga sudah teruji kevalidan dan kepraktisannya untuk diterapkan sebagai media pembelajaran fisika. Kemasan media pembelajaran dalam bentuk game bukan tanpa alasan. Ini mengacu pada kecenderungan siswa yang senang bermain game di smarphonenya masing-masing,” tandas mahasiswa S1 Pendidikan Fisika angkatan 2019 itu.
Game adventure secara tidak langsung dimaksudkan untuk memantik jiwa eksplorasi siswa.
Selain itu, juga untuk memberikan semacam tantangan lewat jalannya cerita bersambung.
Tantangan menjadi bagian penting dalam game itu sendiri. Sehingga memancing adrenalin siswa untuk terus menuntaskannya hingga akhir.
“Ini bisa membuat penggunanya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan berkelanjutan. Pada game ini memasukkan misi permainan dan permasalahan fisika yang harus diselesaikan oleh siswa dengan menerapkan konsep dan materi fisika yang relevan dengan kurikulum saat ini,” bebernya.
Hanandita Veda Saphira dari prodi S1 Pendidikan Fisika 2019 mengatakan bahwa game ini dibuat dalam 3 bulan yaitu mulai Juni tuntas Agustus.
Dimulai dari membuat game design document (GDD), design UI UX, dan aset–aset game seperti karakter, icon, dan tombol-tombol sebagainya.
Memprogram aplikasi dan menyiapkan desain 3D AR dilakukan pada Juli. Kemudian pada Agustus melakukan revisi produk keseluruhan untuk menyesuaikan dengan konteks pembelajarannya dan uji kualitas.
Dia melanjutkan, game ini akan terus dikembangkan lebih jauh termasuk menerapkan Kurikulum-13.
Sekolah yang dipakai untuk uji coba adalah kelas 12 SMAN 3 Sidoarjo yang sudah menerapkan Kurikulum-13.