Namun, ada pula rumus molekul yang sudah dalam angka yang paling sederhana sehingga tidak bisa direduksi lagi.
Contohnya seperti sukrosa (C12H22O11).
3. Rumus struktural
Rumus ini berfungsi untuk mengidentifikasi lokasi ikatan kimia antar atom-atom suatu molekul.
Biasanya terdiri dari simbol untuk atom yang dihubungkan oleh garis pendek yang mewakili ikatan kimia.
4. Rumus proyeksi
Rumus ini mirip dengan rumus struktural. Namun, rumus proyeksi ini hanya merepresentasikan dua molekul.
Setelah itu, mari simak bagaimana penamaan senyawa kimia atau disebut tatanama senyawa kimia.
Tatanama senyawa kimia mempunyai dua sistem yang berbeda, yaitu International Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC) dan sistem trivial.
Untuk sistem trivial, setiap negara memiliki penamaan yang berbeda-beda, termasuk Indonesia.
Contohnya penyebutan dari NaCl di IUPAC disebut Natrium Klorida dan trivial disebut garam dapur.
Berikut lima tatanama senyawa.
1. Tatanama senyawa ionik monatomik
Senyawa ini terdiri dari kation (logam) dan anion (bukan logam).
Untuk anion harus diganti dengan akhiran -ida.
Contohnya seperti Natrium Klorida (NaCl) dan Kalium Oksida (K2O).
2. Tatanama senyawa ion poliatomik
Senyawa ini terdiri dari kation (nama logam) dan anion (bukan logam).
Untuk anion tidak harus diganti dengan akhiran -ida. Contohnya seperti Natrium bikarbonat (NaHCO3) dan Kalsium Sulfat (CaSO4).
3. Tatanama senyawa yang mengandung ion logam dengan muatan variabel
Senyawa ini diberi nama dengan muatan ion logamnya akan dituliskan ke dalam angka Romawi yang diberi tanda kurung setelah nama logam.
Contohnya seperti Besi(II) Klorida (FeCl2) dan Timah(IV) Florida (SnF4).