"Tadi kita juga siapkan hadiah seperti tas, topi, dompet, dan yang lainnya untuk para peserta didik yang hapal bunyi Undang-Undang Dasar Tahun 1945, termasuk kepada siswa yang bisa melantunkan lagu Sunda," katanya.
Menurut Dedi, dalam perlombaan tersebut, menang kalah bukanlah persoalan. Lebih dari itu, kata Dedi, perlombaan tersebut memiliki makna lebih besar, yakni membentuk rasa gotong royong dan kebersamaan.
"Hal itu pun menjadi implementasi Pancasila dalam rangka memperkokoh wawasan kebangsaan," ujarnya.
Dedi menilai, wawasan kebangsaan harus terus ditingkatkan sebagai upaya pembentukan karakter peserta didik yang baik.
Sehingga, sifat-sifat kepedulian, kebersamaan, gotong royong, dan sikap kesatuan melekat dalam karakter dan budi pekerti peserta didik.
"Karena hanya karena itulah, negara kita ke depan bakal tetap kokoh," tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Dedi juga mengimbau agar seluruh sekolah di Jabar mewaspadai masuknya paham-paham yang berpotensi mengganggu Pancasil sebagai ideologi negara.
"Makanya saya tadi menantang siswa untuk membacakan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 untuk membentengi siswa dari organisasi terlarang," katanya.
(Natalia Bulan)