JAKARTA - Proses pemisahan campuran dengan metode sublimasi didasarkan pada kemampuan menyublim suatu zat.
Untuk dapat menggunakan sublimasi dalam proses pemisahan salah satu zat harus dapat menyublim dan salah satunya tidak.
Pengertian dari metode sublimasi sendiri adalah mengubah wujud zat padat menjadi gas atau perubahan dari gas menjadi zat padatan.
Proses sublimasi sendiri dapat dilakukan dengan cara memanaskan zat supaya mengeluarkan gas dari zat yang akan dipisahkan.
Apabila zat padat diberi penamasan maka akan mengeluarkan gas. Begitu pula jika kita menurunkan suhu (kondensasi) maka gas akan berubah menjadi padatan.
Proses sublimasi ini dilakukan supaya kita mendapatkan zat murni dari pengotornya.
Zat yang dikatakan sebagai pengotor ini akan tetap di dalam wadah sebab tidak bisa menyublim.
Proses Pemisahan Campuran dengan Metode Sublimasi
Salah satu syarat dapat dilakukannya metode sublimasi adalah terdapat perbedaan titik didih pada zat yang bercampur.
Sehingga saat dilakukannya sublimasi akan menghasilkan tingkat kemurnian tinggi pada uap.
Prinsip kerja sublimasi dalam industri yaitu memisahkan zat yang mudah menyublim dengan sublimator.
Zat yang menyublim akan mengeluarkan uap atau gas yang kemudian dikumpulkan dan dilakukan pendinginan kembali.
Sedangkan dalam laboratorium sublimasi adalah zat yang akan disublimasi akan dimasukan ke dalam cawan.
Kemudian cawan tersebut ditutup menggunakan gelas arloji, labu sebagai pendinginan, setelah itu akan dipanaskan menggunakan api.
Zat yang tidak menyublim akan tetap menjadi padatan.
Terbentuknya uap pada proses sublimasi karena adanya kondensasi. Uap akan menempel pada dinding alat pendingin.
Jika sudah tidak ada lagi zat yang menyublim maka proses pemanasan akan dihentikan.
Lalu zat dibiarkan dingin akan uap terbentuk secara keseluruhan.
(Natalia Bulan)