SALATIGA - Masjid Klenteng yang didirikan seorang mualaf Tionghoa Yusuf Hidayatullah (almarhum), kini tdak hanya sebatas untuk tempat ibadah. Semenjak pengelolaannya dibawah Yayasan H. Zaenal Abidin, pengurus masjid melakukan renovasi dan mendirikan pondok pesantren (ponpes) enterpreneur di lingkungan masjid.
Untuk pengembangan, lahan sebelah timur masjid juga dibangun mess untuk santri. Saat ini sudah ada 10 santri dan 25 santriwati dari berbagai daerah di Indonesia. Santri dan santriwati itu mulai dari jenjang SMP, SMA dan kuliah.
Seperti halnya ponpes pada umumnya untuk memperdalam ilmu agama. Namun ada nilai plus di ponpes Yayasan H. Zaenal Abidin ini. Para santri yang nyantri di tempat itu pasti dibekali dengan ilmu enterpernuer (berwirausaha). Salah seorang pendiri Yayasan H.Zaenal Abidin, Ustad Agus Ahmad (46) mengatakan, selain memperdalam ilmu agama berbasis salaf dengan kitab-kitab kuning, para santrinya dibekali dengan ilmu entrepenuer atau berbisnis.
"Setelah nyatri di sini satu tahun, kita bekali wawasan dan kemampuan bisnis. Karena santri disini rata-rata mahasiswa, maka kita target, di semester 1 dan 2, kita ajari bisnis, dalam satu bulan berpenghasilan Rp1 juta. Bisnisnya via media sosial. Kita ajari caranya. Hasilnya untuk santri sendiri bukan untuk ponpes,” terangnya, Sabtu (9/4/2022).
Kemudian yang sudah menginjak kuliah di semester 5 dan 6, nantinya kita target berpenghasilan Rp2 juta per bulan. Nanti di semester 7 dan 8 targetnya naik lagi jadi Rp3 juta per bulan. Jadi ketika lulus kuliah dan lulus dari pondok sudah tidak bingung masalah pekerjaan karena sudah bisa menghasilkan uang sendiri.
"Kendala saat ini, begitu lulus kuliah atau pondok, bingung mencari pekerjaan. Kalau dari awal sudah kita ajari berbisnis dan punya penghasilan bisa jadi bekal,” ujarnya.
Menurut Agus, yang diajarkan kepada para santri adalah ilmu berbisnis saat ini, yakni melalui media sosial. Sedangkan jenisnya atau barangnya, terserah dan tergantung para santri masing-masing. "Jadi yang kita ajarkan bagaimana cara berjualan lewat facebook, instagram, marketplace dan sebagainya,” ujarnya.
Untuk mendukung jiwa berwira usaha itu, Pesantren Enterprenuer juga membuka kafe di lingkungan pondok yang diberi nama Masteng yang buka dari jam 11.00 hingga pukul 20.00. Makanan yang disajikan menu ringan, seperti kopi, mie dan sebagainya. Para penjaga atau pengelolanya para santri.