Bambang menambahkan, mengapa pada akhirnya Waljinah memutuskan untuk membuat dua sekolah itu. Sebab, ingin melestarikan musik keroncong dan budaya membatik.
"Walaupun tidak besar, tapi kami bikin fasilitas untuk sekali lagi tergerak meneruskan apa yang telah dilakukan oleh ibu itu diteruskan sebagai sosok musik keroncong dan juga langgam Jawa," paparnya.
Bambang menceritakan, bila saat pandemi Covid-19 Waljinah banyak menghabiskan waktunya di rumah untuk mengurus cucunya. Selain itu, mendengarkan lagu - lagu keroncong yang pernah diciptakannya, menjadi alternatif pilihan aktivitas sehari-harinya.
"Selama pandemi di rumah saja dengarkan musik - musik, masih sering didengarkan, saya setelkan lagu-lagu," pungkasnya.
(Arief Setyadi )