Untuk itu, diperlukan kajian yang lebih eksploratif dalam pembentukan produk asuransi bencana gunung api. Akademisi perlu berperan dalam mengkaji hal ini, di antaranya kontribusi dalam pemodelan matematika asuransi bencana gunung api.
“Ini yang perlu menjadi pemikiran kita sebagai ilmuwan untuk bagaimana dari kerugian yang besar itu mungkin bisa kita sekat-sekat atau bagi-bagi menjadi kerugian-kerugian kecil yang bisa dibuat suatu produk-produk asuransi yang lebih menarik bagi masyarakat terutama yang sering mengalami bencana,” ujar Prof. Sukono.
Bersama tim, Prof. Sukono pun telah melakukan penelitian awal mengenai pemodelan matematika untuk asuransi kegunungapian. Penelitian ini diantarannya mengenai pemodelan frekuensi banyak kejadian bencana gunung api, besar kerugian bencana gunung api, hingga perhitingan premi asuransi bencana letusan gunung api.
“Musibah gunung api memang membawa berkah tetapi juga bikin susah. Tentu diharapkan dari penelitan-penelitian ini kita bisa membuat susahnya itu diperkecil sehingga berkahnya yang menjadi besar,” harapnya.
(Susi Susanti)