Dia menyatakan, yang paling utama agar pelajar tidak terjerumus kepada hal yang negatif mulai dari bergabung dengan geng motor, menggunakan narkoba maupun tawuran, setiap guru harus memberikan pengertian dan pemahaman secara rutin tentang bahaya jika melakukan hal tersebut sebab bisa berurusan dengan hukum seperti dipenjara bahkan menjadi korban tewas.
"Iya kami akui beberapa waktu lalu sempat merebak kekerasan antarpelajar mulai dari tawuran hingga satu lawan satu menggunakan senjata tajam. Ini bukan budaya kita, tapi budaya orang lain dan itu tidak boleh berkembang," katanya pula.
Wahid mengatakan, PGRI sebagai organisasi profesi tidak bisa memberikan sanksi terhadap sekolah atau pun pelajar yang terlibat aksi kekerasan seperti tawuran, karena kewenangannya ada di Dinas Pendidikan, tapi pihaknya akan berupaya menekan kasus tawuran pelajar jangan sampai terus terjadi.
Sudah banyak nyawa pelajar yang melayang akibat tawuran dan ini harus menjadi perhatian semua pihak. Selain itu, komunikasi guru dengan orangtua murid pun harus intens untuk bersama memantau aktivitas anak.
(Widi Agustian)